WANHEARTNEWS.COM - Kasus meninggalnya satu keluarga di Kalideres Jakarta Barat masih menyisakan tanda tanya.
Publik mulai meragukan kematian satu keluarga tersebut disebabkan oleh tidak mendapatkan asupan makan dan minuman dalam jangka waktu yang lama.
Dikutip ayojakarta dari laman suara.com, berkembang isu bahwa kematian keluarga tersebut disebabkan oleh sebuah paham bernama apokaliptik.
Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala berpendapat bahwa kasus ini sama dengan peristiwa kematian massal pengikut sekte Peoples Temple pimpinan Jim Jones di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.
"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," ujar Adrianus melalui Suara.com, Senin (14/11/2022).
Adrian menambahkan bahwa kemungkinan satu keluarga ini memilih konsep 'silih' yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari.
Kemudian terkait tunggakan listrik hingga diputus oleh PLN dan keinginan untuk menjual rumah, menurutnya bukan suatu indikasi bahwa kematian korban disebabkan oleh faktor ekonomi.
Adrian menjelaskan kemungkinan hal tersebut dipersiapkan oleh para korban untuk menuju 'keberangkatan' akhir dunia.
"Kalau cuma menunggak listrik atau jual rumah, itu mah kecil. Kemungkinan itu bagian dari persiapan untuk 'berangkat' tersebut," tambah Adrian.
Kemudian menurut Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi isu bahwa para korban adalah pengikut sekte sesat belum bisa disimpulkan.
AKP Avrilendi menambahkan bahwa sampai saat ini anggota dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri masih memeriksa sampel lambung dan hati korban.***
Sumber: ayojakarta