Sejak kekuasaan Islam, Alhambra adalah tempat peninggalan sejarah Islam di bumi Spanyol di tahun 1492. Kini Alhambra telah terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1984.Selain itu, Alhambra juga dikenal menjadi lukisan surga sebagai tempat manusia bersuka cita. (2)
Islam mulai masuk ke wilayah benua Eropa pada abad ke-8, ditandangi dengan penaklukkan Semenanjung Iberia. Adapun kawasan Iberia yang ditaklukkan Bani Umayyah di bawah pimpinan Walid bin Abdul Malik terdiri dari Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sebagian wilayah Perancis.
Hagia Sophia atau Aya Sofya merupakan tempat ibadah bersejarah yang ada di Istanbul Turki, oleh Erdogan diubah jadi Masjid setelah lama menjadi museum di Istambul .
Bangunan ini adalah salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO yang memiliki sejarah yang panjang.
Selain itu, bangunan ini juga menjadi ikon negara Turki.
Hagia Sophia ini telah ada pada abad VI dan telah melewati berbagai fase pemerintahan.
Fase pertama yakni era Bizantium. Kemudian fase kedua yakni, Dinasti Turki Usmani atau Ottoman, dan fase ketiga yakni Republik Turki.
Selain itu, Aya Sofya ini juga telah mengalami berbagai pergantian fungsi.
Bangunan ini pernah dijadikan sebagai gereja, masjid dan juga museum. (1)
Baca: Dinasti Turki Usmani
BANGUNAN #
Salah satu yang menakjubkan dari Hagia Sophia yakni kubah yang ada di sini ukurannya besar dan tinggi.
Lebar di bagian tengah kubahnya mencapai 30 meter dan tingginya mencapai 54 meter.
Selain itu, interior di Hagia Sophia ini dihias dengan mosaik dan fresko.
Kemudian di bagian tiang-tiangnya terbuat dari pualam warna-warni, dan dindingnya dihias dengan ukiran-ukiran.
Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari bangunan ini. (2)
Baca: Museum Mevlana
SEJARAH #
Awalnya Hagia Sophia ini adalah gereja yang dibangun oleh kaisar Konstantius II di masa kekaisaran Bizantium pada tahun 360 Masehi.
Hagia Sophia ini letaknya bersebelahan dengan istana kaisar.
Pada 7 Mei 558 Masehi di masa kaisar Justianus, kubah di Hagia Sophia runtuh karena gempa.
Kemudian pada 26 Oktober 986 Masehi di masa kaisar Basil II, tempat ini kembali lagi terkena gempa.
Sehingga pada awal abad ke-14 kaisar melakukan renovasi secara besar-besaran agar tahan terhadap gempa.
Baca: Museum House of Sampoerna
Kemudian pada tahun 1453 Masehi terjadi peristiwa yang besar yakni perang antara Dinasti Turki Usmani dengan Bizantium.
Pasukan Turki Usmani yang dipimpin oleh Muhammad Al Fatih atau Mehmed II itu berhasil menaklukan Bizantium sehingga Konstantinopel jatuh ke tangannya.
Setelah Bizantium runtuh, Mehmed II kemudian mengubah nama Hagia Sophia menjadi Aya Sofya serta mengalihfungsikannya sebagai masjid.
Sejak saat itulah Hagia Sophia beralih fungsi sebagai tempat ibadah umat Islam.
Pada 1922 Masehi, Dinasti Turki Usmani runtuh dan digantikan oleh pemerintahan berbentuk Republik dengan nama Republik Turki.
Hingga pada tahun 1937 Masehi di masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, Hagia Sophia diubah menjadi museum.
Dan pada 10 Juli 2020 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. (3) (4)
PARA ILMUWAN MUSLIM
Ibnu Sina
Islam telah melahirkan banyak golongan sarjana dan ilmuwan yang cukup hebat dalam berbagai bidang, seperti falsafah, sains, politik, agama, pengobatan, dan masih banyak lainnya. Salah satu ciri yang dapat diperhatikan dari para tokoh ilmuwan Islam adalah mereka tidak sekadar menguasai satu ilmu, tetapi beberapa bidang ilmu secara bersamaan. Ibnu Sina misalnya, yang sangat dikenal dalam bidang sains dan pengobatan. Namun selain itu, Ibnu Sina juga memiliki kemahiran tinggi dalam bidang agama, falsafah, dan sebagainya.
Berikut ini daftar tokoh ilmuwan muslim dengan bidang keahliannya yang terkenal: Al-Farabi Abu Nashr Muhammad Al-Farabi lahir pada 870 M di Farab, sebuah kota di Turki tengah.
Al-Farabi adalah seorang jenius yang menguasai 89 bahasa dan guru besar Muslim dalam bidang fiqih, filsafat, sains, kedokteran, musik, dan puisi. Al-Farabi pernah tinggal di Baghdad selama 40 tahun untuk memelajari bahasa Arab dan Yunani, kemudian memelajari filsafat dan logika Aristoteles. Apabila Aristoteles dikenal sebagai guru pertama, maka Al-Farabi dijuluki sebagai guru kedua dan Bapak Logika Islam. Sepanjang hidupnya, Al-Farabi menulis lebih dari seratus buku berbahasa Arab dalam bidang filsafat, sains, kedokteran, musik, dan lain-lain.
Beberapa karyanya yang terkenal adalah At-Ta'lim Ats-Tsani, Al-Musiqi Al-Kabir, Ihsha'u Al-Iqa, dan Ihsha'u Al-Ulum wa At-Ta'rif bi Aghradhiha. Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan Al-Khawarizmi Al-Khawarizmi atau yang mempunyai nama asli Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi dikenal sebagai Bapak Aljabar Dunia. Ia menciptakan pemakaian secans dan tangens dalam trigonometri dan astronomi.
Al Khawarizmi
Selain itu, Al-Khawarizmi juga menciptakan sistem penomoran yang sangat penting hingga digunakan pada zaman sekarang. Matematika adalah ilmu yang telah kita pelajari sejak berada di bangku sekolah dasar, bahkan banyak anak yang mengenalnya di usia lebih muda. Di dalam pelajaran matematika, terdapat cabang ilmu yang sudah tak asing lagi didengar yakni aljabar. Dilansir dari Cue Math, Selasa (10/5/2022) teori bilangan, geometri, dan analisisnya disatukan untuk menjadi bagian dari matematika, dikenal sebagai aljabar. Aljabar yang dalam bahasa Inggris disebut Algebra adalah ilmu yang mempelajari simbol-simbol matematika, serta aturan untuk menghitungnya.
Lantas, sebenarnya siapa penemu aljabar? Penemu aljabar adalah seorang ahli matematika Persia bernama Muhammad bin Musa Khawarizmi, yang dikenal dengan Al-Khawarizmi. Dalam catatan sejarah manusia, Al-Khawarizmi adalah tokoh penting yang mengembangkan ilmu matematika, dan dijuluki sebagai Bapak Aljabar. Selain menemukan aljabar, ia juga merupakan penemu angka nol (0). Al-Khawarizmi adalah ilmuwan Islam, yang lahir di sebuah kota kecil bernama Khawarizm di Uzbekistan sekitar tahun 780 Masehi. Sejak kecil, dia tinggal di Selatan kota Bagdad.
Di tempat inilah, Al-Khawarizmi menjadi anggota Bayt Al-Hikmah, yakni lembaga penerjemah, pusat penelitian ilmu pengetahuan, dan perpustakaan besar yang didirikan Harun Al-Rasyid. Sepanjang hidupnya, Al-Khawarizmi mengabdi dalam bidang pendidikan maupun riset ilmiah. Hal itu membuatnya mampu untuk menguasai berbagai bahasa, bahkan menerjemahkan buku.
Berkat kecintaannya terhadap pendidikan, dia berhasil menerbitkan karya buku paling terkenal dalam dunia pendidikan. Seperti dilansir dari Interactive Mathematics, Selasa (10/5/2022) pada 825 Masehi dia menuliskan buku berjudul "Hisab Al-jabrwal-muqabala", artinya pemulihan bagian buku yang rusak. Melalui buku tersebut, para ilmuwan hingga saat ini menggunakan kata aljabar dalam matematika.
Tujuan dari aljabar adalah untuk memecahkan persamaan linear, atau kuadrat dengan menghilangkan negatif menggunakan proses penyeimbangan kedua sisi persamaan. Meluaskan penggunaan angka Hindu-Arab Al-Khawarizmi turut membantu dalam meluaskan penggunaan angka Hindu-Arab seperti 1, 2, 3, dan seterusnya yang menggantikan angka Romawi. Pada saat itu, angka Romawi I, II, III, IV dan seterusnya masih umum digunakan di seluruh Eropa dan Timur Tengah karena pengaruh Kekaisaran Romawi..
Sistem perhitungan Hindu-Arab ini dinilai jauh lebih mudah digunakan ketika melakukan operasi matematika, karena merupakan sistem basis-10. sehingga, orang mudah untuk menghitung, bahkan hingga ke angka yang lebih tinggi.
Ahli matematika Islam ini juga berjasa dalam mendorong penggunaan angka nol, misalnya 0 pada angka 105 menunjukkan tidak ada kelipatan 10 dalam angka ini. Tak hanya sampai di situ, Al-Khawarizmi juga berperan dalam pengembangan tabel sinus, cosinus, dan trigonometri. Selain menjadi ahli matematika, ia pun ahli dalam bidang ilmu astronomi, musik, filsafat, geografi, hingga kimia. Kecerdasan Al-Khawarizmi membuat banyak ilmuwan barat, salah satunya Copernicus terpengaruh pada teori yang ditemukannya. Sekitar tahun 850 Masehi, tepat di penghujung usianya, Al-Khawarizmi berhasil mewariskan ilmu yang bermanfaat untuk dunia. Dari nama al-Khawarizmi muncul kata algoritma, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perhitungan matematika.
Ibnu Haitham Ibnu Haitham adalah Bapak Optik Modern yang mempunyai nama asli Abu Ali Muhammad Al-Hassan Ibnu Al-Haitham. Dalam kalangan cerdik pandai di Barat, tokoh ilmuwan Islam yang lahir pada 965 M ini dikenal dengan nama Alhazen. Tulisannya mengenai pengobatan mata telah menjadi rujukan penting yang masih dipelajari hingga saat ini. Ibnu Haitham banyak melakukan penelitian mengenai cahaya dan telah memberi ilham kepada ahli sains Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler, dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Selain itu, Ibnu Haitham telah menemukan prinsip kesatuan udara sebelum Trricella dan daya gravitasi sebelum Issaac Newton. Baca juga: Kekhalifahan Bani Umayyah: Masa Keemasan dan Akhir Kekuasaan Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun adalah ilmuwan Islam yang dikenal sebagai sejarawan dan Bapak Sosiologi.
Ibnu KHaldun
Selain itu, ia dikenal sebagai Bapak Ekonomi Islam karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh dikemukakan sebelum Adam Smith dan David Ricardo. Ibnu Sina Ibnu Sina atau dikenal sebagai Avicenna adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter yang lahir di Persia pada 980 M. Sebagai salah satu ilmuwan islam bidang kedokteran, ia juga disebut-sebut sebagai Bapak Pengobatan Modern. Karyanya yang paling terkenal adalah Qanun fi Thib, yang menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. Imam Al Ghazali Imam Al Ghazali adalah tokoh ilmuwan muslim terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Semasa hidupnya, sosok yang sering dipanggil sebagai Algazel ini sangat aktif menulis.
Karya-karyanya dalam masalah ushuluddin, aqidah, fikih, filsafat, manthiq, dan tasawuf sangat banyak. Beberapa di antaranya adalah Arba'in Fi Ushuliddin, Al Iqtishad Fil I'tiqad, Ma'ariful Aqliyah, dan lain-lain. Baca juga: Masjid-masjid Peninggalan Kerajaan Islam dan Ciri-cirinya Al-Kindi Al-Kindi memiliki kontribusi besar dalam bidang filsafat, oleh karenanya ia juga dijuluki sebagai filsuf Arab. Tidak hanya itu, Al-Kindi juga produktif menulis banyak karya dari beberapa disiplin ilmu, seperti metafisika, etika, logika, psikologi, farmakologi, matematika, dan lain sebagainya.
Al Kindi
Beberapa bukunya yang terkenal adalah Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah Fi Al-Falsafah Al-Ula, Kitab Al-Falsafah Ad-Dakhilat wa Al-Masa’il Al-Manthiqiyyah wa Al-Muqtashah wa Ma Fawqa Al-Thabi’iyyah, dan Kitab fi An-Nahu La Tanalu Al-Falsafah Illa Bi ‘ilm Al-Riyadhiyyah. Jabir Al-Hayyan Tokoh Islam dunia yang menginspirasi selanjutnya adalah Jabir Al-Hayyan, yang diakui sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab. Jabir Al-Hayyan diketahui mengembangkan dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Selain itu, ia juga memperbaiki metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.
Ibnu al-Nafis Ibnu al-Nafis lahir di Damaskus, Suriah, pada 1213 M. Ia diketahui sebagai orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh manusia. Ilmuwan muslim berjuluk Bapak Fisiologi Sirkulasi ini juga menjadi orang pertama yang mengungkapkan teori pembuluh darah kapiler.
Al Zahrawi
Al Zahrawi Al-Zahrawi adalah seorang fisikawan dan ahli bedah yang lahir pada 936 M di Andalusia. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Al-Tasrif, yang berisi kumpulan praktik kedokteran, termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak. Atas perannya dalam penemuan jarum suntik, forcep, jarum bedah, pisau bedah, Al-Zahrawi dijuluki sebagai Bapak Ahli Bedah.