WANHEARTNEWS.COM - Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak berapi-api saat menjelaskan tentang kondisi negeri. Ia mengklaim bahwa negeri ini dikelola dengan tidak baik, sehingga membuat rakyat sengsara.
Yusuf Martak lantas mempertanyakan menteri zaman sekarang yang jarang tampil di publik untuk menjelaskan kondisi terkini negara dari berbagai sisi.
"Pernahkah menteri-menteri mempersentasikan di TV seperti di zaman pemerintahan terdahulu tentang kemanan, tentang ekonomi, tentang kondisi negeri? Tidak ada," katanya saat konferensi pers di Jakarta Selatan pada Kamis (03/11/2022).
Menurutnya, para pejabat sibuk meributkan jual beli atau transaksi politik. Misalnya menyebrang dari satu kubu ke kubu lain demi mendapat posisi menteri. Setelah itu ada menteri yang seumur jagung, baru mengelola departemen, tapi departemen itu malah rugi besar.
"Terus nanti ada presiden yang saya rasa cuman bisa dandan gak bisa kerja, bisa matiin mic, mau jadi presiden. Loh ini negara bapaknya apa gimana?," tuturnya.
Ia bahkan menyebut bahwa pengelolaan negara ini seperti menggunakan model premanisme. Ia mencontohkan ketika Habib Rizieq dan menantunya harus mendekam di penjara hanya karena mengatakan sedang dalam kondisi baik.
'Ini negara model apa? Pemerintah model apa? Orang menyatakan 'baik saya' dikenakan hukuman 4 tahun. Hingga kini HRS masih menjalani pembebasan bersyarat hingga 2024," tegasnya.
Menurutnya, penegakan hukum di Indonesia juga dirasa tisak adil. Pasalnya, ketika memproses orang yang bersebrangan sangat cepat, langsung ditersangkakan dan ditahan. Tapi tatkala perlakuan biadab yang dilakukan buzzer-buzzer sampai hari ini aparat tidak mampu memproses.
"Laporan demi laporan diterima tapi diputar-putar. Negara ini, saat ini kalau dilihat presentasi pengelolaannya bukan kecerdasan pemerintah melalui kabinetnya yang bekerja untuk kesejahteraan dan keselamatan negara tapi mengandalkan buzzer," pungkasnya.
Sumber: populis