WANHEARTNEWS.COM - Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono menilai, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi picik jika sengaja mendepak NasDem dari pemerintahan lewat perombakan kabinet atau reshuffle. Menurutnya, jika NasDem didepak justru akan memberikan keuntungan.
Arief mengatakan, kalaupun nanti misalnya Jokowi melakukan reshuffle, itu bukan karena Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, tapi lebih pada penilaian kinerja para menterinya.
"Kalau reshuffle diakibatkan karena Anies diusung NasDem itu picik banget tuh Jokowi, dan terkesan ada ketakutan terhadap Anies Baswedan jika nanti bisa maju dan menang di Pilpres, ini artinya juga akan memperjelas bahwa Anies itu jadi korban penzaliman oleh Jokowi," kata Arief kepada wartawan, Kamis (29/12/2022).
Arief mengaku tak yakin jika Jokowi nantinya berani mendepak menteri-menteri NasDem di kabinet. Sebab, ia menilai jika menteri-menteri tersebut kinerjanya masih baik.
"Saya nggak yakin juga kalaupun Jokowi melakukan reshuffle terus menganti menteri menteri dari Nasdem, kan kinerja menteri Nasdem juga tidak jelek loh," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, NasDem justru ke depan akan meraih simpati publik jika terdepak dari Istana. Menurutnya, hal tersebut jangan dianggap remeh.
"Jangan anggap remeh Nasdem loh, jika didepak dari kabinet bisa bisa Nasdem akan dapat simpatik publik nantinya, dan sangat mungkin awal dari goro-goro di 2023 nantinya, karena sangat mungkin tahun depan Jokowi ditinggalkan oleh parpol-parpol di koalisi," pungkasnya.
Isu Reshuffle Kabinet
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara terkait perombakan kabinet atau reshuffle. Ia tidak menutupi adanya kemungkinan bakal kembali merombak Kabinet Indonesia Maju.
"Mungkin," kata Jokowi di Bendungan Sukamahi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).
Kendati begitu, Jokowi enggan membocorkan kapan dirinya akan merombak jajaran menteri.
"Ya, nanti," ungkapnya.
Menurut hasil survei Charta Politika, sebanyak 61,8 persen responden menyetujui apabila Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan reshuffle di Kabinet Indonesia Maju.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya sempat heran karena meskipun kepuasan masyarakat terhadap kinerja menteri tinggi, namun mereka menginginkan adanya reshuffle.
"Ini yang menurut saya menjadi catatan dan tidak mengherankan kalau kemudian kita tanyakan terkait dengan persetujuan tentang adanya reshuffle walaupun kebanyakan responden kita menyatakan lebih banyak puas tapi mereka juga setuju ketika ditanyakan terkait rencana ada reshuffle ada angka 61,8 persen menyatakan setuju," kata Yunarto.
Sumber: suara