WANHEARTNEWS.COM - Akun Twitter @yanaseptiana90 diduga melakukan typo dan menuliskan kata "Jokowi Dukung Ganja". Kesalahan penulisan itu membuat akun tersebut panen kritikan.
Politikus Partai Kebangkitan Bangs atau PKB, Umar Sahadat Hasibuan merupakan salah satu yang menemukan adanya dugaan kesalahan penulisan pada unggahan tersebut.
Ia mempertanyakan mengapa Presiden Jokowi mendukung ganja yang kini berstatus narkotika golongan 1.
"Koq bisa jokowi dukung Ganja bkn dukung ganjar typo yg lucu," tulis pria yang akrab disapa Gus Umar itu melalui akun Twitternya dikutip Minggu (25/12/2022).
Dari pantauan, bukan sekali akun Twitter @yanaseptiana90 melakukan typo. Ia beberapa kali berkicau "Jokowi Dukung Ganja".
Akun tersebut sendiri terpantau kerap kali mengunggah lin berita dan foto Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Beberapa unggahannya terkait dukungan terhadap Ganjar Pranowo dan prestasi Ganjar.
Sementara itu, pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino mengatakan bahwa pasangan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir menuai dukungan yang tinggi dari publik karena memiliki rekam jejak yang positif.
“Gabungan Ganjar-Erick ini tinggi karena mereka memiliki rekam jejak yang sangat positif. Ganjar dianggap sukses memimpin Jawa Tengah selama dua periode. Sedangkan, Erick dinilai responden sangat sukses memimpin BUMN dan beberapa perusahaan yang ia miliki,” kata Leo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan Leo terhadap hasil survei Poltracking Indonesia yang menunjukkan Ganjar-Erick menempati posisi tertinggi dengan elektabilitas sebesar 33,1 persen.
Pasangan ini unggul terhadap Anies-AHY (27,5 persen) dan Prabowo-Muhaimin (25,5 persen). Leo melihat ada beberapa faktor yang membuat pasangan Ganjar-Erick ini menempati posisi tertinggi.
Pertama adalah faktor kombinasi pasangan Ganjar-Erick yang merupakan gabungan antara politisi senior dengan tokoh muda yang memiliki visi untuk membawa Indonesia lebih maju dan sejahtera.
"Karena Pemilu 2024 akan didominasi kaum milenial dan generasi Z, maka wajar jika mereka memilih gabungan antara politisi yang sudah piawai dengan tokoh muda,” ucap Leo.
Faktor lainnya yang membuat simulasi Ganjar Erick ini tinggi karena berasal dari kluster yang berbeda. Seperti gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa, serta politisi dan teknokrat. Menurut Leo, kombinasi dua latar belakang ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan Indonesia di masa mendatang.
"Kalau keduanya politisi atau teknokrat pasti ada kekurangan. Padahal capres dan cawapres ini harus saling melengkapi. Gabungan tokoh Jawa dan luar Jawa juga menggambarkan kebhinekaan. Gabungan Jawa dan luar Jawa juga berpotensi untuk saling meningkatkan suara ketika pilpres dilakukan," ujar Leo.
Dalam survei tersebut, Ganjar Pranowo sebagai capres menempati posisi dengan elektabilitas tertinggi, yakni sebesar 32,5 persen.
Sedangkan, untuk elektabilitas cawapres, Erick Thohir menempati peringkat pertama dengan 16,2 persen. Padahal, tahun lalu elektabilitas Menteri BUMN ini hanya 7,6 persen.
“Mungkin nantinya cawapres akan mengkristal ke 3 nama yaitu Erick, Ridwan Kamil, dan AHY. Namun, hingga menjelang pemilihan, dinamika ini masih akan terus bergerak,” tutur Leo.
Sumber: suara