WANHEARTNEWS.COM - Pihak Nasdem menyayangkan munculnya selebaran yang mengajak publik menghadiri kegiatan di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, yang menampilkan wajah bakal calon presiden Anies Baswedan serta logo partai.
Sebelumnya, beredar selebaran, terutama di media sosial, bertajuk “Munajat Akbar Restorasi Umat Islam Munajat untuk Anies Baswedan Menuju Negara Islam”.
Dalam selebaran tersebut tercantum logo Partai Nasdem hingga foto bakal calon presiden Nasdem Anies Baswedan.
Berdasarkan apa yang dilihat, selebaran itu mengajak umat untuk menghadiri acara di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Jumat (2/12/2022).
Terpampang juga sejumlah foto ulama hingga eks pentolan FPI, Habib Rizieq Shihab.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, mengaku pihaknya sangat menyayangkan adanya selebaran tersebut.
Menurutnya, Nasdem sama sekali tak terlibat dalam acara yang tertera dalam selebaran tersebut.
"Merespons selebaran yang mengatasnamakan Partai Nasdem dengan tajuk ‘Restorasi Umat Islam Munajat untuk Anies Baswedan Menuju Negara Islam’, kami menyatakan penyesalan dan rasa sayangnya," kata Willy kepada wartawan, Jumat.
"Penyesalan karena praktik yang tidak mencerdaskan ini masih saja terus dilakukan. Menyayangkan karena lagu lama semacam itu masih saja terus didendangkan," sambungnya.
Ia menegaskan bahwa Nasdem dalam gerak perjuangannya selalu mengedepankan semangat kebangsaan.
Karena itu, kata dia, partainya tidak pernah menolerir dan berada di dalam aktivitas yang bertentangan dengan asas negara dan semangat perjuangan 1945.
"Partai Nasdem tidak pernah terlibat dalam aktivitas dan acara sebagaimana yang dihasutkan di dalam poster undangan tersebut," ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan, Nasdem tidak pernah memberi persetujuan dan kesepakatan atas pencantuman logo dan foto pimpinan partai dalam selebaran atau poster tersebut.
"Partai Nasdem tidak memberi tempat bagi setiap perilaku yang bertentangan dengan asas dan nilai-nilai yang diperjuangkan Partai Nasdem," tuturnya.
Lebih lanjut, ia pun meminta pada semua pihak untuk menghentikan praktik-praktik yang didasari oleh praktik politik kebencian hingga hoaks.
Menurutnya, yang perlu dibangun adalah politik yang mencerdaskan.
"Menyerukan pada semua pihak untuk menghentikan praktik-praktik yang dialasi oleh praktik politik kebencian serta semburan dusta (hoaks). Bangunlah propaganda yang mencerdaskan kehidupan bangsa, dan hentikan segala praktik yang membodohi anak bangsa ini," pungkasnya. [suara]