WANHEARTNEWS.COM - Kicauan pegiat media sosial (medsos) Ruhut Sitompul dinilai tidak etis karena mengaitkan wafatnya Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau Babe Saidi dengan pendukung Anies Baswedan.
Dalam kicauannya, Ruhut awalnya menyampaikan duka cita Ridwan Saidi yang diklaim adalah sahabatnya. Namun, dalam unggahan di akun Twitternya, Ruhut justru menyeret kabar duka tersebut ke ranah politik dan menyinggung almarhum sebagai pendukung Anies Baswedan.
Meski tidak etis, DPP Partai Nasdem yang menjadi partai pengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres (bacapres) Pemilu 2024 tak mau menanggapi kicauan Ruhut secara serius.
Ketua Bappilu DPP Partai Nasdem Effendi Choiri atau akrab disapa Gus Choi menegaskan bahwa pihaknya memilih untuk tidak mau terpancing dengan narasi tidak etis Ruhut.
“Enggak usah ditanggapi,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Selasa (27/12).
Ruhut berkicau dalam akun Twitter pribadinya bahwa dirinya mengucapkan selamat jalan kepada Ridwan Saidi yang diklaim adalah sahabatnya dan telah tutup usia beberapa waktu lalu.
Namun, dalam kicauannya tersebut, Ruhut menyebut bahwa Ridwan Saidi merupakan pendukung salah satu bakal calon presiden sehingga ia bersyukur akhirnya satu pendukung Anies Baswedan meninggal dunia.
"Selamat jalan SahabatKu Bang RS, akhirnya Bakal Calon Presiden ga’benar pendukungnya satu persatu dipanggil yang Maha Kuasa Tuhan “Gusti Mboten Sare” MERDEKA," tulis Ruhut.
Cuitan Ruhut pun menuai kritik warganet. Banyak yang menilai kicauan Ruhut itu tak pantas dilakukan, sebab duka cita tidak bisa dicampur aduk dengan politik.
"Parah banget, udah meninggal masih aja dibawa2 politik. Gak ada nurani nya sama sekali si Ruhut ini," tulis @farhan** dalam kolom komentar.
"Gila loe Ruhut!!! Saat ada duka kau masih nyinyir kelewat batas? Nanti saat kau mati? kami akan hajatan karena hama dan sampah demokrasi sudah masuk neraka !!!!" sambung netizen lainnya @hakam**
Budayawan Betawi, Ridwan Saidi atau pria yang akrab disapa Babe Saidi ini wafat di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (25/12), pukul 08.35 WIB.
Ridwan lahir pada 2 Juli 1942 di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kepergiannya meninggalkan seorang istri bernama Yahma Wisnani, lima anak dan empat menantu, serta lima cucu.
Sumber: RMOL