Negara Otoriter! Polisi Nyamar 14 Tahun Jadi Wartawan dan Menjadi Kapolsek di Blora, Jawa Tengah -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Negara Otoriter! Polisi Nyamar 14 Tahun Jadi Wartawan dan Menjadi Kapolsek di Blora, Jawa Tengah

Kamis, 15 Desember 2022 | Desember 15, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-15T09:50:46Z

WANHEARTNEWS.COM - Heboh kabar seorang anggota polisi yang menyamar sebagai wartawan TVRI selama 14 tahun dan kedoknya baru terbongkar setelah menjabat sebagai Kapolsek Kradenan, Blora, Jawa Tengah, membuat publik terhenyak.

Banyak yang menduga, bukan hanya Itu Umbaran Wibowo yang disusupkan ke media, tapi banyak polisi diduga juga disebar untuk menjadi wartawan.

Langkah pihak kepolisian yang menyusupkan anggotanya ke kalangan jurnalis itu mendapat kritikan keras dari Rocky Gerung.

Fisluf sekaligus pengamat politik itu menuding bahwa ini adalah bentuk dari sebuah negara otoriter.


"Di negara otoriter semua wartawan itu adalah Intel. Orang anggap etika demokrasi sudah tidak berlaku," paparnya. "Zaman Jepang itu penjual rokok di pojok-pojok Menteng itu Intel," contoh dia.

Untuk diketahui Iptu Umbaran Wibowo sebelumnya bertugas di Intelsus Polda Jawa Tengah. Selain sebagai Intel, dia juga menjabat Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Blora.


Tak hanya itu, dia juga mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diadakan organisasi wartawan dengan nomer sertifikat 8953-PWI/WDya/DP/I/2018/19/10/84 dengan sertifikasi madya.


Dia juga melihat langkah Polri sudah tidak etis. "Jadi, hal-hal ini kan tidak etis. Walaupun itu keahlian intelejen, tapi kita negara demokratis.

Jadi, situ apa nggak percaya sama pers. Artinya negara tidak percaya dengan institusi yang akan mengawasinya," papar dia. Persoalan pers disusupi intelejen negara ini harus disikapi dengan serius.



Lucunya lagi, harusnya sebagai intelejen Iptu Umbaran Wibowo juga harusnya dilindungi oleh institusinya karena seorang Intel berlaku seumur hidup.

Tapi, ini malah di publish dan diberikan jabatan Kapolsek. Jadi, identitas intelejenya sudah hilang dan terkuak ke publik. "Selain harus disikapi dengan serius, ini ada lucunya juga," tukas dia. ***

Sumber: suara
×
Berita Terbaru Update
close