WANHEARTNEWS.COM - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozi tak mempersoalkan kehadiran Utusan Khusus Amerika Serikat di bidang memajukan HAM kelompok LGBTQI+ Jessica Stern di Indonesia asalkan tak melakukan kampanye LGBTQI+ di negara ini.
"Kehadiran utusan khusus pemerintah AS bidang pemenuhan hak LGBT boleh saja dilakukan, asal tidak melakukan kampanye LGBT di Indonesia," kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur itu kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/12/2022).
Gus Fahrur meminta Jessica untuk memahami bahwa perilaku LGBT merupakan perilaku penyimpangan sosial yang tidak sesuai dengan norma, moral, etika, agama dan nilai bagi warga Indonesia.
Ia bahkan menyinggung perilaku LGBT juga diartikan penyimpangan kodrat dan fitrah manusia. Manusia, kata dia, sejatinya diciptakan dalam dua jenis untuk berpasangan, yaitu laki-laki dan perempuan.
"Konsepsi ini diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Perkawinan pada Pasal 1 menyatakan hanya antara laki-laki dan perempuan, yang secara tidak langsung perkawinan sejenis bertentangan dengan hukum Indonesia," kata Gus Fahrur.
Jessica Stern dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada 7-9 Desember mendatang. Stern direncanakan bertemu dengan pemerintah dan perwakilan dari masyarakat sipil untuk membahas hak asasi manusia, termasuk memajukan hak asasi manusia LGBTQI+.
Rencana itu lantas menuai penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Waketum MUI Anwar Abbas menilai pemerintah Indonesia sudah sepatutnya tidak menerima tamu yang tujuannya untuk merusak nilai-nilai luhur dari agama dan budaya bangsa Indonesia.
"Perilaku LGBT tersebut juga sangat berbahaya karena antimanusia dan kemanusiaan, sebab jika perilaku tersebut dibiarkan maka dia akan bisa membuat umat manusia punah di muka bumi ini," kata Anwar.
[Sumber: CNNIndonesia]