WANHEARTNEWS.COM - -Juru bicara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi meluruskan pernyataan soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak terus menerus melakukan OTT yang diucapkan bosnya itu ketika sambutan aksi peluncuran pencegahan korupsi di Jakarta, Senin kemarin (21/12).
Menurut Jodi, publik perlu mencermati konteks pernyataan Luhut soal OTT KPK membuat jelek negara. Sebab kata dia, pernyataan itu lebih kepada upaya mendorong perubahan sistem yang dilakukan KPK selama ini dengan sistem OTT tersebut.
"Kita perlu melihat konteksnya Pak Menko Luhut menyampaikan hal ini. Pak Luhut bicara konteksnya adalah mendorong upaya pencegahan dan perbaikan sistem seperti yang telah dilakukan KPK saat ini,” kata Luhut kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (21/12).
Jodi menuturkan KPK saat ini telah banyak melakukan sistem pencegahan korupsi melalui program Stranas PK yang dilakukan oleh deputi pencegahan KPK. Atas dasar hal tersebut, Menko Luhut meminta KPK agar melakukan digitalisasi terkait adanya suap para pejabat.
"Oleh karena itu, maksud dari Pak Luhut kalau masih banyak OTT, berarti upaya pencegahan kita masih harus terus didorong lebih cepat,” ujarnya.
"Sehingga pola-pola sistematis melalui perbaikan sistem dengan digitalisasi seperti simbara, e-catalog, perbaikan sistem IT di pelabuhan juga diharapkan mampu mencegah perilaku korupsi,” demikian Jodi.
Sumber: RMOL