Tak Mau Akui Food Estate Kalteng Gagal, Moeldoko Salahkan Alam -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tak Mau Akui Food Estate Kalteng Gagal, Moeldoko Salahkan Alam

Minggu, 25 Desember 2022 | Desember 25, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-25T03:03:10Z

WANHEARTNEWS.COM - Proyek food estate yang digagas Presiden Jokowi, kelihatannya bakal bernasib suram. Kalau benar mangkrak atau gagal, faktor  alam pasti yang disalahkan.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menyebut tidak benar kalau food estate di Kalimantan Tengah, disebut terancam gagal. Kalau pun ada hambatan, tentu saja soal alam.

Kata Moeldoko di Jakarta, dikutip Sabtu (24/12/2022), proyek food estate berada di Kalteng yang kondisi alamnya, tidak mudah. Khususnya terkait masalah tata ruang air dan kondisi tanah. Di mana, Kalteng posisinya datar sehingga tidak mudah mengelola air. “Karena sungai yang besar itu selalu membuat kondisi naik turun. Sudah kami perbaiki haranya, tanahnya, tahu-tahu datang lagi air menggenang lagi,” ucap Moeldoko di Jakarta, Kamis (22/12).

Mantan Panglima TNI ini, menjelaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemerintah daerah, terus memperbaiki tata air di kawasan food estate. Karena masih diupayakan terus maka belum bisa dikatakan gagal, maupun berhasil.

Proyek food estate terancam mangkrak, Jakarta, Selasa (29/11/2022). (Foto: Green Peace).

Sebelumnya, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Muhammad Yadi Sofyan Noor menyebut program lumbung pangan di Kalteng perlu dilanjutkan untuk mencapai ketahanan pangan nasional di masa mendatang.

Yadi mengatakan, program tersebut penting sebagai pengganti penyusutan dan konversi lahan pertanian di pulau Jawa.

Program lumbung pangan di Kalteng masih membutuhkan perbaikan dalam pelaksanaan, seperti tata ruang air dan kondisi tanah. “Sebagian masih dirapikan, termasuk irigasi. PH tanah juga masih asam, perlu pengapuran. Namun, ada juga yang sudah bagus dan bisa ditanami dengan hasil baik,” ujar dia.

Selain itu, petani juga masih harus terus didorong untuk mengubah kebiasaan ritme tanam padi dari yang hanya satu kali setahun menjadi dua sampai tiga kali tiap tahunnya.

Sumber: inilah

×
Berita Terbaru Update
close