Fenomena warga negara asing (WNA) yang bikin onar di Bali terus jadi sorotan. Terbaru, menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang biasa dipanggil Cok Ace, ada WNA dari suatu negara yang bikin kampung tertutup dan eksklusif di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
"Di Ubud, ada WNA yang bahkan orang menyebutnya kampung negara tertentu karena dia eksklusif, tertutup, [hanya] di antara mereka di sana, dan tidak tahu apa yang terjadi di dalam tembok lingkungan yang mereka bangun itu," kata Cok Ace saat jadi narasumber program The Weekly Brief with Sandi Uno secara daring, Senin (20/3).
Untuk menertibkan WNA yang nakal, Pemprov Bali sebenarnya sudah membentuk satuan tugas yang terdiri dari Polda, KemenkumHAM, Satpol PP, hingga aparat desa adat. Saat ini wilayah yang jadi fokus satgas tersebut adalah di Nusa Penida, Klungkung; Sanur, Kota Denpasar; dan Ubud, Gianyar.
"Ini juga jadi prioritas kami untuk menertibkan WNA yang ada di Ubud, Sanur. Penertiban ini menyangkut masalah pembinaan, [dan] tindakan hukum apabila ada pelanggaran pidana, bahkan deportasi," tegasnya.
Berdasarkan temuan Cok Ace, ada beberapa tingkah laku WNA yang membuat warga resah. Mulai dari melanggar aturan lalu lintas hingga membuat keributan berujung perkelahian, baik dengan sesama WNA atau dengan masyarakat lokal.
"[Misalnya] mereka lakukan konflik dengan masyarakat, dengan polisi, bahkan sesama wisatawan. Beberapa hari lalu, ada wisatawan mancanegara yang berantem dengan temannya sendiri," tutur Cok Ace.
Beberapa WNA juga tertangkap bekerja secara ilegal dengan membuka usaha kecil-kecilan di Bali. Aktivitas ini sangat berdampak bagi pelaku UMKM di Bali.
"Banyak di antara mereka ke Bali [lalu] buka usaha kecil-kecilan, buka spa, latihan naik motor, dan biro jasa lainnya. Ini tentu sangat meresahkan, terutama [bagi] saudara kita yang bergerak di bidang UMKM. Mereka bersaing langsung dengan WNA di pekerjaan yang ditekuni di Bali," tutupnya.
Sumber: kumparan
Foto: Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace. Foto: Dok. Pemprov Bali