Pemerintah cukup agresif menarik utang baru dalam tiga bulan pertama tahun ini. Total yang dikumpulkan mencapai Rp224,8 triliun (32,3% dari target) atau tumbuh 49,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kita melakukan front loading mengantisipasi," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (18/4/2023)
Dalam rinciannya, pembiayaan meliputi penerbitan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp217,6 triliun dan sisanya adalah pinjaman yang mencapai Rp 7,2 triliun.
Menurut Sri Mulyani, langkah tersebut membantu mengantisipasi segala risiko yang dimungkinkan muncul ke depan. Terutama bersumber dari dinamika global yang diramal masih penuh ketidakpastian.
"Kita ambil posisi sebelum kenaikan suku bunga secara keseluruhan pembiayaan. Kita masih ontrack tahun ini Rp 696 triliun dan realisasi sampai Maret Rp 224,8 triliun ini naik dari tahun lalu namun karena strategi untuk jaga buffer pemerintah," jelasnya.
Sri Mulyani memastikan penerbitan surat utang dengan penuh kehati-hatian. Waktu untuk penerbitan utang mempertimbangkan kondisi pasar dan kas pemerintah serta kebutuhan pembiayaan.
"Bellow the line pembiayaan dengan tetap menjaga prudent fleksibilitas karena situasi global yang dinamika luar biasa kita menjaga sisi policy penerbitan surat utang secara hati-hati," terang Sri Mulyani.
Sumber: cnbcindonesia
Foto: Presiden Joko Widodo dan Menkeu Sri Mulyani/Net