Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti buka-bukaan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait tuntutan pemerintah China agar Indonesia menjadikan APBN sebagai jaminan pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Namun, dalam kabar yang beredar, Luhut mengaku tuntutan China tersebut tak bisa langsung dipenuhi.
Purnawirawan jenderal TNI AD itu kemudian menawarkan alternatif dengan penjaminan utang melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PII.
Rocky lantas menyayangkan hutang China yang begitu besar untuk pembangunan kereta cepat. Padahal, kata dia, dana sebesar itu mampu digunakan untuk membangun jalan tol di wilayah Sumatera.
“Ngapain bikin jalan kereta hanya 150 kilometer? yang dananya bisa dipakai untuk membuat jalan tol sepanjang 1000 kilometer di Sumatera kan?,” ujar Rocky, dikutip dari Forum News Network, Senin (17/4/2023).
“Jadi orang Sumatera merasa bahwa ya ini memang ditipu dong, hak kita untuk dapat jalan yang memungkinkan pasar di Sumatera dibuka, itu terhalang karena ambisi untuk memperlihatkan kita punya teknologi tinggi,” lanjutnya.
Padahal, katanya, teknologi yang saat ini digunakan untuk kereta cepat itu tak mampu bertahan lama. Paling tidak, dalam jangka waktu 10-12 tahun sudah tak terlalu spektakuler.
“Ya itu gak ada gunanya untuk rakyat, dan untuk sepuluh sampai 12 tahun ke depan udah punah teknologi itu kan?,” ucapRocky.
Kendati begitu, Rocky menyebut rakyat akhirnya mengerti bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan para menterinya selalu menerapkan pencitraan.
Baca Juga: Berandai-andai Anies Gagal Nyapres, Amien Rais Bakal Langsung Kabur ke Prabowo
“Dan itu artinya batal ketika kita tau China akhirnya memeras Indonesia, dan Pak Luhut pulang dengan wajah muram,” tandasnya.
Sumber: kontenjatim
Foto: Pengamat politik Rocky Gerung/Net