Isi pidato Presiden Jokowi pada pertemuan dengan pebisnis Jerman direvisi oleh pihak biro pers Istana.
Saat menyampaikan pidato resmi didepan pebisnis Jerman di Hall 2 Hannover Fairground, Hannover, Senin 17 April 2023 lalu, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia akan segera beralih ke energy hijau pada 2025 mendatang.
Atas isi pidato Jokowi tersebut, biro pers Istana melakukan refisi dan mengatakan seharusnya beralih ke energi terbarukan pada 2050 bukan pada 2025.
Menanggapi hal ini, Rocky Gerung menjelasakan bahwa ini adalah sesuatu kesalahan yang fatal dalam lingkungan kepresidenan.
“Apalagi ini adalah pidato dalam bentuk teks, seharusnya staf khusus yang harus bertanggung jawab atas pidato Jokowi tersebut,” terang Rocky.
Menurut Rocky, pernyataan Jokowi ini sangatlah berpengaruh terhadap memorandum of understanding dalam soal bisnis.
Jika diberlakukan bahwa Indonesia akan pindah ke energi hijau pada 2025, tentunya semua eksplorasi energy fosil seperti batu bara dan minyak bumi harus dihentikan.
“Seharusnya pidato Presiden Jokowi dibaca oleh staf khusus yang mengerti, ini seperti birokrat yang mengetik pidato Presiden dan diedit oleh oligarki,” terang Rocky.
Menurut Rocky dalam lingkaran stafsus ini terdapat persaingan antara junior dan senior, di mana para millennial akhirnya disingkirkan karena persaingan tersebut.
Rocky juga menjelaskan bahwa dulu pernah mendorong agar Presiden Jokowi menggunakan anak-anak muda yang dalam kerjanya tidak usah pakai biro krasi yang akan memberikan berbagai masukan secara langsung.
Dengan demikian Jokowi akan dapat informasi yang lebih akurat tentang berbagai kejadia dunia.
“Jika Jokowi mengatakan bahwa Indonesia beralih ke energi hijau dan akan menghentika eksplorasi batu bara, maka ini akan sangat mempengaruhi kondidi Eropa akibat perang Rusia Ukraina,” tambah Rocky.
Rocky juga menjelaskan dengan pernyataan Jokowi pindah ke energy hijau pada 2025 juga mengungkapkan bahwa pemrintah tidak konsisten kerana pemain-pemain di ekstraktif itu minta diperpanjang hingga 2050.
Sebenarnya Eropa juga mengetahui jika kontrak-kontrak ekstraktif serta eksplorasi batu bara di Indonesia banyak akan berakhir hingga 2050 dan akan terlihat jika Presiden Jokowi berbohong jika mengatakan Indnesia akan beralih ke energy hijau pada 2025.
Sumber: disway
Foto: Pengamat Politik Rocky Gerung/Net