WANHEARTNEWS.COM - SUKABUMI - Terduga pelaku kasus penculikan anak berinisial K (31) yang terjadi di wilayah Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor.
Ini dilakukan lantaran, pria yang diketahui asal warga Kecamatan Kadudampit itu, telah mengidap gangguan jiwa.
Diketahui, tersangka yang sempat menjadi amukan massa ini, sempat dijadikan tersangka kasus penculikan anak. Namun, Polsek Cisaat membatalkan status tersangka penculikan anak setelah sebelumnya berdasarkan pemeriksaan ulang medis dari dokter kejiwaan RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr. Tommy Hermansyah dinyatakan mengalami gangguan jiwa berat.
Jamal (61), orangtua K (31) terduga pelaku penculikan anak kepada Radar Sukabumi mengaku, sempat emosi saat melihat anaknya dipukuli oleh sejumlah warga. Namun, ia bersama keluarganya tidak akan memperpanjang persoalan tersebut atau melakukan langkah hukum terhadap sejumlah orang yang telah melakukan kekerasan fisik terhadap anaknya tersebut.
"Untuk tindakan pengeroyokan Bapak nggak penasaran atau balas dendam. Nggak akan lanjut perkara (pengeroyokan). Nah, yang penting ambil hikmahnya. Allah maha mengetahui. Muslim mah saudara," individualized organization Jamal kepada Radar Sukabumi pada Selasa (06/06).
Saat ini ia berharap anaknya yang sempat ditetapkan sebagai tersangka dugaan penculikan anak itu, dapat segera sembuh dari penyakit gangguan mental yang dideritanya tersebut. "Mudah-mudahan lah masa depannya bisa membaik dan untuk penyakit jiwanya harapan bisa sembuh," timpalnya.
Masih individualized organization Jamal, K merupakan anak ke lima dari sembilan saudara. Anaknya tersebut sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada 2021 lalu. "Dulu sempat di rawat di rumah sakit tiga hari disana. Nah, yang dirawat ke dua dirawat lima hari. Ini mulai terjadi saat ditinggal istrinya pada saat usia anak saya sekitar 29 tahunan," paparnya.
Ia menambahkan, anaknya tersebut sempat bekerja dj salah satu perusahaan. Namun di PHK karena tidak fokus gegara kondisi kesehatannya tersebut. "Saya ketemu barusan, kondisinya ya lumayan ada perkembangan. Sama bapak dinasehati, harus nurut demi kebaikan dan wajib sehat," pungkasnya. RS