WANHEARTNEWS.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung mengomentari perihal pernyataan Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD soal Pemilu 2024 akan aman jika Polisi, TNI, dan ABRI netral.
Hal ini disampaikan Mahfud ketika memberikan sambutan dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital yang turut dihadiri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023).
"Tadi saya sama Pak Panglima berbisik, ini kan yang penting TNI dan Polri tetap pada posisi netral. Insya Allah ini (Pemilu 2024) akan aman," ujar Mahfud, dikutip dari Kompas TV.
Menanggapi hal tersebut, Rocky menilai psikogram Mahfud MD mengarah kepada kecemasan dirinya sehingga kecemasan tersebut diungkap ke publik.
“Kita bisa lihat bagaimana Mahfud itu mencemaskan keadaan sebetulnya. Jadi kecemasan Mahfud menyebabkan dia harus bicara atau mengungkapkan sesuatu supaya bisa ikut oleh publik,” ujar Rocky, dikutip Suara Liberte dari kanal YouTube pribadi pada Rabu (14/6/2023).
Rocky menyebut Mahfud cemas publik tidak mengatahui apa yang sedang terjadi. Ketika mengatakan Pemilu akan lancar jika polisi, TNI, dan ABRI netral, sebenarnya Mahfud secara sadar mengetahui ada upaya untuk mengganggu Pemilu.
“Itu artinya Mahfud sebetulnya di bawah sadarnya tau bahwa di bawah sadar artinya secara tidak sadar dia ucapkan itu karena sebetulnya dia tau secara sadar apa yang sedang berlangsung diupayakan Istana
Kecemasan Mahfud tersebut juga berkaitan dengan pernyataan cawe-cawe yang beberapa kali disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Apalagi, kekuasaan Jokowi sebagai presiden lebih tinggi dari pangkat jenderal polisi, TNI, dan ABRI sehingga istilah cawe-cawe tersebut semakin jelas arahnya.
“Itu yang tune in yang sejajar dengan aktivitas presiden sekarang yang cawe-cawe. Jadi presiden cawe-cawe artinya presiden menginginkan intervensi dia ke dalam politik tentu melalui kekuasaan yang dia miliki,” ujar Rocky.
Sumber: suara