WANHEARTNEWS.COM - Analis politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting memprediksi bahwa Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman paling beropotensi menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo dari kalangan militer. Sebab, Jenderal Dudung dianggap berpotensi kuat menambah perolehan suara dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Menurut Selamet, Dudung yang berasal dari etnis Sunda, dikenal sebagai prajurit TNI yang tegas, berani, dan dekat dengan kalangan Islam. Jawa Barat adalah lumbung terbesar suara dalam pemilu. Dari Dudung diharapkan akan mendapatkan dukungan dari wilayah Jawa Barat plus Banten. Dua wilayah bagian dari suku Sunda yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Termasuk jumlah pemilih terbanyak dalam pemilu.
“Dari pihak ayahnya, Dudung merupakan keturunan ke 16 dari Sunan Gunung Jati, Syarif Hidayatullah. Dari pihak ibunya, ia keturunan ke 14 dari Sultan Maulana Hasannudin Banten. Itu menurut Jenderal Dudung berdasarkan silsilah keluarganya,” kata Ginting.
Disampaikan Selamat, Dudungtermasuk pimpinan TNI yang rajin mengunjungi Pesantren dan organisasi massa Islam di Tanah Air. Termasuk menjadi ayah asuh anak-anak yatim piatu di sejumlah pesantren, membuat program bagi kalangan santri untuk masuk TNI AD. Begitu juga aktivitas kompetisi sepakbola lingkungan santri dan sekolah-sekolah Islam.
“Dudung identik dengan figur nasionalis religius sebagai gambaran ideal pemimpin bangsa Indonesia. Bisa menjadi imam sholat, khotib, mengaji, sebagaimana kaum santri,” papar kandidat doktor ilmu politik itu.
Selain Dudung, sosok yang diprediksi Selamat menjadi cawapres Ganjar adalah Sandiaga Uno dan Nasaruddin Umar. Dudung, Sandi dan Nasaruddin Umar memiliki latar belakang berbeda dengan Ganjar yang dipersepsikan sebagai politikus nasionalis sekuler sesuai karakter dari PDIP.
PDIP, lanjut Ginting, akan melihat kandidat bakal cawapres dari koalisi kompetirornya. Jika mengusung pengusaha, maka yang akan ditampilkan adalah Sandiaga Uno. Jika menampilkan figur dari militer, maka PDIP akan menempatkan Jenderal Dudung Abdurachman. Selanjutnya, jika koalisi lawan menampilkan tokoh ulama, maka partai banteng moncong putih akan menyorongkan Nasaruddin Umar.
“Jadi PDIP biasanya akan melihat calon kompetitornya terlebih dahulu dalam mengusang kandidat bakal cawapres. Hal itu akan dilakukan di ujung akhir pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada November 2023,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Una situ.
Dikemukakan, Ganjar dicitrakan sebagai aktualisasi partai bercorak nasionalis sekuler dan memiliki basis massa kuat di Jawa Tengah dan Bali. Sehingga PDIP membutuhkan pendamping yang kuat di luar Jawa Tengah dan Bali. Ketiga tokoh itu dicitrakan sebagai figur nasionalis religius dan dapat mendulang suara di wilayah di mana suara PDIP kurang kuat. []