Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak warga negara (WN) Singapura untuk tinggal di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai sikap Jokowi tersebut aneh.
"Aneh bin ajaib," kata Mardani, Rabu (7/6/2023).
Menurut Mardani, IKN dibangun untuk warga Indonesia. Seharusnya, kata Mardani, Jokowi lebih mengajak warga negara Indonesia (WNI) terlebih dahulu.
"Pertama aneh. Seharusnya tidak masuk akal. Karena mestinya IKN untuk warga kita sendiri. Pak Jokowi mestinya ajak masyarakat lokal dulu," kata Mardani.
Mardani pun menyinggung soal aturan kepemilikan properti oleh WNA. Dalam aturan, WNA tak bisa memiliki hak milik, namun hanya hak pakai.
"Aturan kepemilikan properti antara asing dan lokal berbeda. Bahkan mesti ada asas kedaulatan di sini," kata Mardani.
Atas hal itu, Mardani mengingatkan perlu ada pembahasan lebih lain soal properti untuk WNA.
"Para pakar pertanahan mesti diajak diskusi tentang bab ini. Untuk urusan investasi tidak masalah. Tapi penguasaan properti perlu aturan seksama," katanya.
Jokowi Ajak WN Singapura Tinggal di IKN
Jokowi sebelumnya memamerkan keunggulan IKN di Ecosperity Week di Singapura. Jokowi pun mengajak warga Singapura tinggal di IKN.
Jokowi mulanya menyampaikan IKN akan menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali dan untuk berbisnis. Dia kemudian menyinggung harga rumah di Singapura yang makin melejit.
"Nusantara will be a comfortable city to live in and to do business. I know housing prices here have risen very high (Nusantara akan menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali dan berbisnis)," kata Jokowi dalam pidatonya di Ecosperity Week di Singapura, yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Rabu (7/6/2023).
Jokowi lantas mengajak warga Singapura tinggal di IKN. Apalagi, lanjutnya, infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan di IKN akan selesai tahun depan.
"Maybe, living in Nusantara can become an option (Mungkin, tinggal di Nusantara bisa menjadi opsi)," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengajak warga Singapura berinvestasi di Indonesia. Jokowi memastikan pemerintah Indonesia memberikan berbagai macam insentif untuk para investor, seperti tax holiday, non-collected value-added tax, super deduction tax, hingga import duty. Terutama untuk industri energi hijau dan industri hijau.
"Ladies and gentlemen, what else are you waiting for? (Bapak dan Ibu, apa lagi yang Anda tunggu?)" katanya.
Sumber: detik
Foto: Mardani Ali Sera/Net