Miris! Kata itu sangat tepat menggambarkan peningkatan jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Blitar. Baru 6 bulan, peningkatan jumlah ODHA mencapai 100% dengan jumlah populasi ODHA kategori hubungan laki suka laki (LSL) alias gay meningkat 2 kali lipat.
Fenomena penyimpangan orientasi seksual itu menjadi perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Keberadaan kaum gay di Blitar menjadi penyumbang kedua terbanyak yang memicu peningkatan jumlah ODHA secara keseluruhan di Blitar.
Kadinkes Pemkab Blitar Christine Indrawati mengakui bahwa pihaknya tidak bisa memonitor secara terbuka jumlah valid kaum gay. Namun, kenaikan signifikan itu terlihat saat mereka memeriksakan diri ke layanan kesehatan dengan hasil positif terpapar virus HIV/AIDS yang semakin banyak.
"Tahun ini LSL (gay) sebanyak 29 orang terinfeksi HIV/AIDS. Tahun lalu cuma 17. Angka 29 ini kasus baru lho, ya, bukan jumlah akumulasi. Artinya ada kenaikan 100% dari komunitas mereka saja. Dan ini baru setengah tahun, pendataan Januari-Juli 2023," ujar Christine kepada detikJatim, Selasa (1/8/2023).
Dari pengakuan para gay selama menjalani pemeriksaan, Christine menyatakan bahwa mayoritas gay sekaligus ODHA itu punya latar belakang pendidikan tinggi. Mereka bahkan memiliki pekerjaan mapan sebagai karyawan swasta.
Gay yang menjadi ODHA di Blitar itu juga merupakan anggota baru yang tergabung dalam komunitas pecinta sesama jenis itu. Christine juga mengungkapkan bahwa ketika seorang gay positif ODHA, otomatis pasanganya pasti terinfeksi virus yang sama.
"Masalahnya, kami tidak bisa mendeteksi di mana mereka bertemu. Namun dari pengakuannya, banyak di antara mereka yang pasangannya itu berasal dari luar Blitar dan juga karyawan swasta," ungkapnya.
Aplikasi kesehatan yang nge link dengan aplikasi layanan publik yang lain, menurut Christine, hanya satu-satunya sistem yang mampu mendeteksi keberadaan mereka. Itupun, jika mereka memeriksakan kondisi kesehatannya ke Yankes.
Dari data Dinkes Pemkab Blitar, jumlah ODHA selama setengah tahun ini sebanyak 114 kasus baru. Angka ini naik hampir 100 persen jika dibandingkan 2022 lalu yang hanya 140 kasus baru selama setahun.
Dari kenaikan kasus baru itu, status karyawan swasta menyumbang jumlah tertinggi yakni sebanyak 44 kasus, disusul ibu rumah tangga 27 kasus, baru kemudian wanita pekerja seks dengan jumlah 9 orang.
Sementara, klasifikasi kasus baru berdasarkan populasi pada 2023 ini mayoritas berasal dari populasi umum yakni sebanyak 36 kasus, gay sebanyak 29 kasus, dan ibu hamil serta pasien TBC dengan jumlah masing-masing 10 kasus.
"ODHA itu menular, jangan sampai penularannya terjadi secara massif tanpa terdeteksi. Tapi kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kenaikan jumlah ODHA selama enam bulan ini sangat memprihatinkan. Ini bukan hanya tugas Dinkes tapi juga tanggung jawab kemanusiaan bersama," pungkasnya.
Sumber: headtopics
Foto: Ilustrasi/Net