Beredarnya momen kebersamaan bacapres Anies Baswedan dan bacawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tampak mendatangi kediaman Habib Rizieq Shihab. Keduanya datang untuk menghadiri pernikahan putri Habib Rizieq di kediamannya.
Foto-foto kedatangan Anies dan Cak Imin sendiri diunggah di akun Instagram keduanya. Foto-foto bukti kebersamaan itu sontak mengundang berbgai respons, salah satunya dari pegiat media sosial Yusuf Dumdum.
Yusuf mengingatkan bahwa Habib Rizieq adalah orang yang pernah mengina Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang merupakan salah satu pendiri PKB. Sementara Cak Imin yang kini merupakan ketum PKB disebut sebagai penjegal Gus Dur.
"Sejarah itu tak akan pernah hilang dan mudah untuk dilupakan. Almarhum Gus Dur, sosok guru bangsa kita semua pernah dikudeta oleh orang yang haus dengan kekuasaan dan dihina sehina-hinanya oleh tokoh berjubah agama," tulis Yusuf Dumdum di akun X miliknya.
"Kini mereka yang mengkudeta dan menghina alm. Gus Dur telah bersatu. Semua hanya demi kekuasaan yang sesaat. Bahkan kekuasaan tidak bisa dibawa sampai mati. Lantas apa yang mau dibanggakan dr kekuasaan? Tidak ada !Alfatihah buat alm. Gus Dur guru bangsa bagi kita semua," imbuhnya.
Diketahui sebelumnya bahwa Habib Rizieq diduga sempat menghina Gus Dur saat masih hidup. Sementara Cak Imin sering kali dianggap menjegal Gus Dur dari partainya sendiri.
Cerita Gus Dur 'Dijegal' Cak Imin
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang tak bisa dilepaskan dari PKB. Pasalnya Presiden RI keempat itu menjadi salah satu sosok yang membesarkan partai hijau sejak didirikan pada gelombang pertama reformasi.
Sayangnya, Gus Dur 'dijegal' dari partainya oleh keponakannya sendiri, yakni Cak Imin sejak tahun 2009 silam.
Bermula pada tahun 2005 di mana Muktamar PKB Semarang menentukan bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi Ketua Umum PKB. Sementara Gus Dur duduk menjadi Ketua Dewan Syura.
Menjelang tahun 2009, partai itu bergejolak menjadi dua kubu. Hal ini berawal dari Cak Imin yang dicopot jabatannya karena dianggap 'bermain-main' dengan 'istana' pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.
"Dua atau tiga hari kemudian ternyata perlawanan dari mas Muahaimin dia melakukan juga muktamar luar biasa di hotel," ujar mantan ajudan Gus Dur Priyo Sambadha dalam kanal YouTube Total Politik.
"Sehingga di situ [MLB tandingan] diputuskan ketua umumnya Muhaimin Iskandar, nama Gus Dur tidak ada," tambahnya.
Pemerintah kala itu menurut Priyo memutuskan untuk mengakui PKB versi MLB Cak Imin.
"Beberapa saat kemudian hasil muktamar Ancol didaftarkan ke kemenkumham dan hebatnya, anehnya oleh Kemenkumham waktu itu usulan dari Muhaimin dan kawan-kawan disahkan, di mana ketua umumnya Muhaimin Iskandar," imbuhnya.
"Itu disahkan kemenkumham pemerintahan saat itu. Buat kami itu suatu hal yang sangat tidak bisa diterima oleh akal, tapi begitulah adanya sehingga Gus Dur tersingkir," katanya lagi.
Sumber: suara
Foto: Anies dan Cak Imin bersama HRS (Instagram/AniesBaswedan)