Persaingan industri kreatif di dunia semakin ketat sehingga produk furniture Indonesia tidak mungkin lagi hanya mengandalkan pada ketersediaan bahan baku alam dan tenaga perajin yang terampil. Demikian disampaikan Ira Samri, Ketua Pusat Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) pada perhelatan Indonesian Furniture Industry and Handicraft Association (IFFINA) 2023 bertempat di ICE BSD City, Tangerang (17/9).
Ira menuturkan bahwa Industri kreatif adalah industri yang bertumpu pada pemikiran kreatif dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan. “Desainer furniture Indonesia merupakan kunci penting dalam upaya untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Sangat disayangkan saat ini sebagian pengusaha furniture masih enggan menggunakan jasa desainer lokal Indonesia, dan lebih memilih memproduksi karya desainer luar yang diajukan oleh buyers,” katanya.
Ira menambahkan bahwa hal itu mungkin terjadi karena para pengusaha furniture dan buyers belum terlalu mengenal kualitas dari karya-karya kreatif desainer furniture Indonesia.
“Atas dasar itulah HDMI berkolaborasi dengan IFFINA 2023 menghadirkan Design Boulevard, University Design District, dan HDMI Chapters booth. University Design District menampilkan karya-karya mahasiswa dan dosen dari Universitas Paramadina, UPH, Pradita, Binus Malang, Binus Jakarta, Binus Bandung, Maranatha, ISI Yogya, ISI Solo, Podomoro, dan Universitas Ciputra.” Jelasnya,
Ia juga menjelaskan bahwa karya-karya yang ditampilkan sangat beragam dan menampilkan ide-ide baru yang unik. Hal ini menunjukan potensi kampus-kampus desain untuk berperan meningkatkan kualitas kreatif produk Indonesia. Karya HDMI Chapters: Jakarta, Solo, Jogja, Jepara, dan Surabaya membawakan tema Sustainability dengan dominasi penggunaan material alam dan daur ulang plastik.
Ira juga memaparkan bahwa Design Boulevard menampilkan 20 karya terbaik yang dipilih dari University Design District dan HDMI Chapters booth. Salah satu karya menarik yang ditampilkan adalah karya Haryo Satrio, anggota HDMI Chapter Jakarta, yang merupakan alumni Program Studi Desain Produk, Craft, dan Fashion, Universitas Paramadina yang berjudul Swan berupa kursi lounge yang bentuknya terinspirasi dari bentuk angsa.
“Kursi single seater ini memfasilitasi pengguna yang duduk berdampingan untuk saling bertatap muka, maka memiliki fitur bisa berputar dan kembali ke putaran semula jika selesai digunakan. Kursi ini menampilkan paduan material kayu, kain, dan logam.” Jelasnya.
Pada kesempatan ini HDMI juga mengadakan kompetisi desain yang diikuti oleh mahasiswa dan desainer profesional dengan kategori Best Rattan Furniture, Best Table Design, Most Expressive Design, dan Most Favourite Design, yang dimenangkan oleh Calvin Andriesta (Binus Bandung) berjudul Ratna Bench, Reni Nurlaili (Universitas Paramadina) berjudul Spinal Sanctuary, dan Alif Arwenda Bismialban (ISI Solo) dengan judul Shield of Throne.
Kehadiran HDMI di IFFINA 2023 diharapkan dapat menguatkan kolaborasi antara desainer, pengusaha, dan yang tak kalah penting adalah kerjasama dengan kampus-kampus yang akan menghasilkan desainer-desainer di masa depan.