Harga Beras Meroket, Food Estate Dipertanyakan, Said Didu: Habiskan Uang Rakyat Ratusan Triliun -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Harga Beras Meroket, Food Estate Dipertanyakan, Said Didu: Habiskan Uang Rakyat Ratusan Triliun

Jumat, 22 September 2023 | September 22, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-22T03:27:11Z







Mahalnya harga beras saat ini turut menjadi sorotan keras Susi Pudjiastuti,
Said Didu hingga Rizal Ramli. Berikut daftar harga terbaru beras di setiap
provinsi per September 2023.




Muhammad Said Didu sepakat dengan solusi yang disampaikan Susi Pudjiastuti
terkait mahalnya harga beras saat ini.




Mantan Sekretaris BUMN itu pun mengajak Susi Pudjiastuti untuk
mempertanyakan sejumlah proyek ketahanan pangan atau food estate yang
dikerjakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).




Sejumlah proyek yang menguras anggaran hingga triliunan rupiah itu di
antaranya cetak sawah ratusan ribu hektar di Kabupaten Pulang Pisau,
Kalimantan Tengah yang menjadi super prioritas program ketahanan pangan
nasional.




Selanjutnya, proyek Food Estate yang tersebar di sejumlah wilayah Nusantara.




Antara lain, Kalimantan Barat dengan luas lahan 120.000 hektare, Kalimantan
Tengah dengan luas lahan 180.000 hektare, Kalimantan Timur dengan luas lahan
seluas 10.000 hektare.




Selanjutnya Pulau Maluku dengan luas lahan 190.000 hektare dan Papua dengan
lahan seluas 1.200.000 hektare.




Tak hanya cetak sawah dan food estate, Said Didu pun mempertanyakan soal
proyek bendungan dan irigasi yang digagas Jokowi.




Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
hingga 2022 Jokowi telah membangun 36 bendungan dari target 61.




PUPR mencatat, jumlah itu terdiri 29 bendungan yang terbangun hingga 2021
dan 7 bendungan baru yang telah diresmikan pada 2022.




Kemudian bantuan Alsintan atau alat dan mesin pertanian yang dibagikan
kepada para petani yang dinilainya menghabiskan uang rakyat hingga ratusan
triliun rupiah.




"Bu, kita harus tanya kemana hasil : 1) cetak sawah baru ratusan ribu ha ?;
2) food estate; 3) bangun bendungan dan irigasi; 4) bantuan alsintan Yg sdh
habiskan uang rakyat ratusan trilyun?," tulis Said Didu lewat status
twitternya @msaid_didu pada Selasa (19/9/2023), dikutip dari Warta Kota.


Pertanyaan Said Didu merujuk postingan Susi Pudjiastuti. Mantan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia itu mengungkapkan sejumlah solusi
yang dianggapnya mampu menekan harga beras yang masih mahal saat ini. Solusi
itu disampaikan Susi lewat status twiternya @susipudjiastuti pada Selasa
(19/9/2023).


Dalam postingannya, solusi pertama ditegaskannya adalah berhenti impor beras
dari luar negeri. "Stop Impor," tulis Susi Pudjiastuti lewat status
twiternya @susipudjiastuti pada Selasa (19/9/2023).




Solusi kedua ditekankannya adalah berhenti korupsi pupuk dan anggaran
pertanian. Selanjutnya membangun saluran irigasi dan bendungan untuk
meningkatkan produktifitas beras nasional.




"Stop korupsi pupuk & anggaran pertanian, bangun segera saluran irigasi
dari bendungan2 yg telah dibuat. Indonesia harus mulai produksi sendiri untk
mencukupi kebutuhan dalam negeri," tegas Susi Pudjiastuti.




"Seperti kata Pak Presiden @jokowi negara lain bisa Kita juga bisa,"
ungkapnya.




Postingan Susi Pudjiastuti pun disambut ramai masyarakat. Masyarakat setuju
dengan pernyataan dan solusi atas fluktuasi harga beras saat ini.




@BukanKucingOren: Andaikan benar benar peduli dengan para petani harusnya
bisa swasembada pertanian, harusnya. Tapi mereka lebih peduli dengan
'kantong' masing-masing




@struggle4X: Ini kalo semua yg kata bu Sus jalan... Petani seneng. Bisa
swasembada.




@johnykarim: Lebih mudah berkata-kata dibanding mengerjakannya. Ya gak ?




@hdsambodo: Ngedabrus tok, gak ada langkah konkritnya, padahal tinggal
contek program swasembada pangan dari pemerintahan Pa Harto. Malah gegayaan
bikin program baru food estate yg gagal total. Program Pa Harto sangat
realistis. Pemberdayaan petani, binmas, penyediaan pupuk, PPL




@AhDzikri11: Pupuk mahal, lebih parahnya sulit didapatkan, petani mengeluh,
hingga akhirnya tanahnya dijual ke pengusaha untuk diambil batunya yg ada
didalam tanah. Hal yang ada di kampung kami saat orba dan hilang setelah era
reformasi: keuntungan dari pertanian.




@AlfarouqSadriw: Tapi yg masalahnya buk. Bapak yg ngomong stop ini - stop
itu punya penyakit pelupa yg akut. Atau beliau ketika ngomong waktu itu gak
di catet oleh pembantu2nya?? Kalau seandainya semua janji muluk dulu di
kerjakan InsyaAllah Indonesia akan baik-baik saja...




@Indrabiru212: Terlalu memikirkan infrastruktur lupa untuk swasembada
pangan... Yg di pikirkan pemerintah hanya gimana investor yg. Mau bangun
pabrik sementara masalah pangan terlupakan iki piye yo bu..korupsi yg subur
malah... Iki piye iki piye




Posting Jokowi Termenung Harga Beras Melambung Tinggi, Rizal Ramli: Dasarnya
Situ Memang Tidak Becus




Tak hanya Susi Pudjiastuiti dan Said Didu, Pakar ekonomi sekaligus tokoh
perubahan Indonesia Dr. Rizal Ramli turut menyoroti melambungnya harga
beras.




Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia itu
menyesalkan melambungnya harga beras yang tinggi saat ini.




Dalam status twittenya @RamliRizal pada Sabtu (16/9/2023), Rizal Ramli
menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya sibuk dengan pencitraan yang
bertolak belakang dengan kebijakan.




Jokowi disebutkannya suka selfie dengan petani, tapi masih andalkan impor
beras dari luar negeri. Tak hanya suka impor, Jokowi pun membuat petani
merana lewat kebijakan pengurangan subsidi pupuk.




Akibatnya, biaya produksi melambung tinggi, petani pun kini merugi. "Situ
doyan impor tapi pidato2 sloganistik kurangi impor sembari selfie2 dgn
petani. Situ yg kurangi subsidi pupuk sehingga petani merugi klo tanam padi
pakai pupuk non-subsidi.




Namun, setelah harga beras melambung tinggi, Jokowi katanya menuding
mahalnya harga beras karena situasi ekonomi global.




Kenaikan beras dipicu kebijkan sejumlah negara produsen beras yang membatasi
ekspor beras, termasuk ke Indonesia.




"Sekarang situ salahkan faktor int’ll penyebab harga beras naik gila2an,"
ungkap Rizal Ramli.




"Mikir dong, situ cuman doyan PHP dan ngeles, dasarnya situ memang tidak
becus," tutupnya.


Status Rizal Ramli tersebut merujuk pernyataan Jokowi sebelumnya.




Dalam acara Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor pada Jumat
(15/9/2023), Jokowi mengungkapkan ada 19 negara yang membatasi ekspor
pangan, salah satunya India yang menyetop ekspor beras.




Hal itu berdampak pada kenaikan harga beras di semua negara. Jokowi
mengatakan, 19 negara tersebut membatasi ekspor demi memastikan ketersediaan
pangan di negaranya masing-masing.




Situasi tersebut katanya mempersulit upaya pemerintah memperbesar cadangan
strategis beras karena sulit melakukan impor. Padahal, katanya, dahulu
banyak negara yang berebut menyodorkan barangnya agar dapat diekspor ke luar
negeri



Instruksi Presiden Jokowi




Presiden Joko Widodo memerintahkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso
untuk melakukan operasi pasar dalam merespons tingginya harga beras di
pasaran.




Jokowi menyatakan, setiap permintaan operasi pasar harus diberikan, baik di
tingkat eceran maupun grosir.




"Saya sudah perintah kepada Kabulog untuk mengoperasi pasar. Tidak hanya di
retail, tidak hanya di grosir, Cipinang, semuanya minta berapa pun, beri,
tapi bayar," kata Jokowi seusai mengunjungi Gudang Bulog Purwosari,
Karawang, Kamis (14/9/2023), dikutip dari Kompas.com.




Jokowi menuturkan, dalam kunjungannya ke Pasar Johar, Karawang, ia menemukan
harga beras masih tinggi, berbeda dari komoditas pangan lainnya yang
harganya terbilang stabil.




"Tadi kita cek semuanya baik, hanya satu, (yaitu) beras yang belum turun,
tapi saya sudah sampaikan tadi pada telur yang biasanya di atas Rp 30.000
tadi Rp 26.000, turun," kata dia.




Di samping itu, Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah akan menyalurkan
bantuan pangan dalam bentuk beras pada September hingga November 2023.




Ia menyebutkan, setiap bulannya, ada 10 kilogram beras yang bakal diterima
setiap keluarga penerima.




"Sehingga setiap bulan akan keluar dari gudang Bulog kira-kira 210.000 ton
untuk masyarakat karena jumlahnya 21,3 juta keluarga penerima," ujar Jokowi.



Pedagang Kecewa dengan Pemerintah




Masih mahalnya harga beras membuat para pedagang kesulitan mendapatkan
pasokan. Mereka pun mengaku kecewa kepada pemerintah.




“Kami pedagang sangat kecewa dengan pemerintah yang tidak dapat memberikan
kepastian barang untuk para pedagang,” kata Ketua Bidang Penguatan Usaha dan
Investasi DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Ahmad Choirul Furqon,
seperti dilansir Kontan, Minggu (20/8/2023).




Menurut dia, harga beras terus meningkat. Para pedagang pasar pun semakin
kesulitan mendapat pasokan dari petani, penggilingan, maupun agen.




Saat ini, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Jakarta meningkat
dengan kualitas medium dijual rata-rata seharga Rp 10.000 per kilogram.




Lebih lanjut, Furqon menegaskan, seharusnya pemerintah melalui kementerian
terkait mampu memberikan solusi, sehingga harga jual dari petani tidak
tinggi.




Ia bilang, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) harusnya
dapat memberikan bantuan kepada para petani. Sehingga, stabilitas harga
beras di pasar dapat terjaga.




Ke depan, Ikappi akan berkoordinasi dengan lembaga terkait, baik Kementan,
Kementerian Perdagangan, serta BUMN yang berkaitan seperti PT Rajawali
Nusantara Indonesia (RNI), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan
Bulog guna memberikan keterjaminan stok dan stabilitas harga beras di pasar.



Pemicu Mahalnya Harga Beras




Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan dua penyebab alias
biang kerok yang membuat harga beras mahal.




Pertama adalah karena adanya persaingan dari pembeli pengusaha dan karena
produksi beras yang berkurang. "Mahal itu karena sekarang persaingan dari
pembeli pengusaha," kata Budi Waseso (Buwas).




Kedua, memang produksi beras sedang kurang atau turun 5 persen sehingga ada
persaingan.



Hadirnya El Nino




Tak hanya persaingan usaha, hadirnya El Nino mengakibatkan kekeringan global
yang bisa mengancam ketahanan pangan. Sebab, produksi beras pun bisa
terganggu yang menyebabkan harga pun akan naik.




Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebelumnya mengatakan bahwa
berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, kekeringan lahan pertanian akibat
fenomena El Nino ekstrem tahun ini bisa mencapai 560.000-570.000 hektar.
Padahal, ketika El Nino lemah hanya sekitar 200.000 hektar.




El Nino berpotensi meningkatkan kebakaran lahan pertanian, gagal panen dan
serangan hama penyakit tanaman. Produktivitas hasil pertanian, termasuk
produksi beras nasional, diperkirakan turun 15-20 persen.




Agar beras tetap tersedia pada saat El Nino menguat dan produksi beras
turun, Pemerintah impor 2 juta ton beras untuk mencukupi cadangan beras
nasional.



Topan Doksuri




Indeks Harga Semua Beras dari Organisasi Pangan dan Pertanian mengatakan,
harga beras global telah melonjak ke level tertinggi dalam 12 tahun
terakhir. Untuk tahun ini, harga beras diperkirakan naik, salah satunya
akibat banjir di China.




China sendiri merupakan produsen beras terbesar di dunia. Negara ini
dilaporkan berkutat dengan hujan lebat dan banjir yang diperkirakan akan
mengurangi hasil panen.




"Kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga beras global yang sudah
tinggi," tulis Fitch Rating dalam sebuah laporan, dikutip dari CNBC, Senin
(14/7/2023).




Di China, ada 3 provinsi yang menyumbang 23 persen produksi beras negara
tersebut yakni Mongolia Dalam, Jilin dan Heilongjiang.




Penyebab hujan lebat dan banjir dahsyat di China yakni Topan Doksuri, yang
disebut badai terburuk yang melanda China utara dalam beberapa tahun ini.




“Ini akan mengangkat harga biji-bijian domestik China dan kemungkinan
mendorong impor yang lebih tinggi di semester II-2023 untuk sebagian
mengimbangi potensi kehilangan hasil,” imbuh Fitch Ratings.




Imbas hujan dan banjir ini, tanaman jagung dan kedelai yang ditanam di tiga
provinsi penghasil beras juga terimbas. Sehingga, China diperkirakan akan
mengimpor lebih banyak biji-bijian, termasuk beras, pada tahun ini dibanding
tahun lalu.



Kebijakan India dan Thailand




Ketersediaan beras di dunia juga diprediksi bakal susut dan bakal menaikkan
harganya akibat larangan ekspor beras putih non-basmati oleh India.
Kebijakan ini dimulai sejak Juli 2023. Selain itu, kebijakan Thailand
menanam sedikit padi juga akan memengaruhi produksi beras dunia.




Kebijakan Thailand yakni mendesak petani untuk menanam lebih sedikit padi
dalam upaya menghemat air akibat curah hujan yang rendah akibat kekeringan
El Nino.



Harga Beras Sepanjang Tahun 2023




Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras mulai dari
kualitas premium, medium dan kualitas luar (rendah) mengalami fluktuasi
sejak Januari hingga Agustus 2023. Tercatat, harga beras kualitas premium
tertinggi terjadi di bulan Februari seharga Rp 11.818,17 per kilogram.




Sedangkan harga beras kualitas medium tertinggi terjadi di bulan Agustus
seharga Rp 11.474,96 per kilogram.




Sementara, harga beras kualitas rendah tertinggi terjadi di bulan Agustus
seharga Rp 10.564,51 per kilogram.




Berikut data harga beras mulai dari kualitas premium, medium dan kualitas
luar (rendah) sejak Januari hingga Agustus 2023:



1. Januari


harga beras premium Rp 11.345,10 per kilogram


harga beras medium Rp 10.801,71 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.227,61 per kilogram



2. Februari


harga beras premium Rp 11.818,17 per kilogram


harga beras medium Rp 11.300,76 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.467,91 per kilogram



3. Maret


harga beras premium Rp 11 681,09 per kilogram


harga beras medium Rp 11 121,88 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10 475,91 per kilogram



4. April


harga beras premium Rp 11.672,19 per kilogram


harga beras medium Rp 11.049,87 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.564,51 per kilogram



5. Mei


harga beras premium Rp 11.623,61 per kilogram


harga beras medium Rp 11.005,56 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.428,81 per kilogram



6. Juni


harga beras premium Rp 11.525,14 per kilogram


harga beras medium Rp 11.079,92 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.315,48 per kilogram



7. Juli


harga beras premium Rp 11.537,44 per kilogram


harga beras medium Rp 11.120,58 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.302,59 per kilogram



8. Agustus


harga beras premium Rp 11.754,39 per kilogram


harga beras medium Rp 11.474,96 per kilogram


harga beras kualitas luar (rendah) Rp 10.525,23 per kilogram




Daftar Harga Beras berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis
Nasional per tanggal 19 September 2023



Sulawesi Selatan Rp. 12.300



Sulawesi Barat Rp. 12.800



Nusa Tenggara Barat Rp. 13.000



Lampung Rp. 13.100



Sulawesi Utara Rp. 13.150



Sumatera Utara Rp. 13.200



Jawa Timur Rp. 13.300



Sulawesi Tengah Rp. 13.350



Sulawesi Tenggara Rp. 13.400



Aceh Rp. 13.500



Jawa Tengah Rp. 13.500



Jambi Rp. 13.800



DI Yogyakarta Rp. 13.800



Jawa Barat Rp. 13.850



Gorontalo Rp. 13.950



Bengkulu Rp. 14.000



Kepulauan Bangka Belitung Rp. 14.000



Kepulauan Riau Rp. 14.050



Bali Rp. 14.200



Sumatera Selatan Rp. 14.250



Kalimantan Timur Rp. 14.550



Nusa Tenggara Timur Rp. 14.600



Maluku Rp. 14.650



Papua Barat Rp. 14.750



Papua Rp. 14.800



Kalimantan Utara Rp. 14.850



Riau Rp. 15.050



Kalimantan Barat Rp. 15.050



Maluku Utara Rp. 15.050



DKI Jakarta Rp. 15.200



Sumatera Barat Rp. 15.750



Kalimantan Selatan Rp. 17.000



Kalimantan Tengah Rp. 18.150




Sumber:
tribunnews

Foto: 


×
Berita Terbaru Update
close