Soekarno dan Romusha (buruh kerja paksa) memiliki hubungan dalam konteks sejarah Indonesia selama masa penjajahan Jepang saat Perang Dunia II.
Meskipun Soekarno pernah memimpin Romusha, perannya dalam memimpin perjuangan kemerdekaan Indonesia selama masa pendudukan Jepang juga tak kalah penting.
Selama kurang lebih 3,5 tahun lamanya Soekarno memimpin Romusha bekerja di bawah kuasa Jepang.
Pada awal tahun 1942, Jepang berhasil menaklukkan wilayah Indonesia yang saat itu dikenal sebagai Hindia Belanda.
Mereka menggantikan pemerintahan kolonial Belanda dengan pemerintahan pendudukan Jepang.
Dari sini, kisah Romusha dimulai. Dalam banyak video yang beredar, Soekarno secara sukarela menjadi mandor Romusha.
Dijelaskan pula dalam TikTok @jalanpengetahuan123 yang dikutip Hops.ID pada 27 September 2023, Soekarno sendiri yang memerintahkan rakyatnya untuk bergabung sebagai Romusha.
“Awal adanya kerja paksa ini, Soekarno mengkamanyekan kepada masyarakat untungnya Romusha,” ujar sang TikToker mengawali kisah Soekarno masa itu.
Soekarno berharap dengan andilnya masyarakat sebagai bagian dari Romusha, membuat pemerintahan Jepang bisa memberikan kemerdekaan untuk Indonesia.
Namun hal tersebut, justru malah menyengsarakan rakyat khususnya Romusha itu sendiri.
Mengutip buku autobiografinya yang ditulis ulang dalam video tersebut, begini kata Soekarno tentang perintahnya kepada rakyat untuk ikut Romusha.
“Sesungguhnya akulah yang mengirim mereka untuk kerja paksa. Ya akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematiannya. Ya, ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan Romusha,” kata sang TikToker mengutip pernyataan Soekarno pada bukunya.
Terlepas dari hal tersebut, Soekarno, yang menjadi salah satu tokoh penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, melihat kedatangan Jepang sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada pemerintah pendudukan dalam upaya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Dia membentuk kelompok pemuda yang dikenal sebagai Putera Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah Jepang dalam berbagai program.
Selama masa pendudukan Jepang, Jepang membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk mendukung upaya perang mereka, termasuk dalam proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur.
Romusha adalah warga Indonesia yang dipaksa menjadi buruh kerja paksa untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja ini.
Sumber: hops
Foto: Romusha (IG @shimagi.azl)