Pengamat Intelijen, Stanislaus Riyanta blak-blakan perihal penyebab meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang yang disebut-sebut karena kelalaian menggunakan senjata api.
Menurut Stanislaus, versi polisi penyebab meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang sangatlah tidak masuk akal.
Mengingat yang bersangkutan bukanlah anggota yang baru memegang senpi melainkan sudah berpengalaman.
"Dalam kasus ini yang menjadi korban adalah diri sendiri, selain itu seorang ADC (ajudan) yang sehari-hari memang dibekali dengan senjata pasti sudah sangat paham dengan cara memperlakukan senjata," kata Stanislaus saat dihubungi pojoksatu.id, Senin 25 September 2023.
Stanislaus menuturkan, biasanya kelalaian dalam menggunakan senjata lebih banyak mengakibatkan korban terhadap orang lain.
Namun kejadian Brigpol Setyo Herlambang malah terbalik, justru yang menjadi korban adalah Brigpol Setyo Herlambang sendiri.
"Perlu diselidiki lebih jauh atas penyebab kejadian tersebut, kelalaian dalam penggunaan senjata biasanya lebih banyak mengakibatkan korban terhadap orang lain," tegasnya.
Karena itu untuk menghindari spekulasi liar, pihak kepolisian diminta untuk transparan melakukan pendalaman dan investigasi kasus meninggalnya Brigpol Setyo Herlambang.
"Menghindari asumsi liar, maka Polri perlu melakukan investigasi ilmiah atas peristiwa itu dan membuka kepada publik hasilnya," tuturnya.
Sementara itu, Kongres Pemuda Indonesia ikut prihatin atas tewasnya ajudan pribadi Kapolda Kaltara, Brigpol Setyo Herlambang.
Kematian Brigpol Setyo Herlambang itu terus memunculkan isu yang masih simpang siur atas penyeban kematian Brigpol Setyo Herlambang.
Atas Informasi yang simpang siur tersebut, Kongres Pemuda Indonesia (KPI) meminta Kapolri harus segera turun tangan mengusut tuntas kasus tersebut.
"(Kapolri) segera turun tangan dan menjelaskan kepada publik duduk persoalan yang sebenarnya setelah hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Propam Polri tuntas," kata Presiden Kongres Pemuda Indonesia, Pitra Romadoni Nasution.
KPI juga menyoroti informasi yang beredar dari hasil autopsi yang menyatakan peluru tersebut mengenai Brigpol Setyo Herlambang hingga menembus jantung dan paru-paru korban.
Padahal, kata dia, jika merujuk kepada profil Brigpol Setyo Herlambang bukanlah anggota polisi kaleng-kaleng.
"Sehingga Propam Polri perlu mendalami lagi kematian Brigpol Setyo tersebut mengingat pengalamannya yang pernah bertugas di gegana," ujarnya.
Brigpol Setyo Herlambang juga pernah bertugas di Gegana Satbrimob Polda Kaltara dengan Pasukan Gegana pada Korps Brigade Mobil (Brimob).
Dan sebagai kesatuan khusus Polri yang diberi tugas taktis seperti penjinakan bahan peledak, kontra terorisme dan pemberontakan.
Tak hanya itu, korban juga sebagai penyelamatan sandera, penanganan ancaman kimia-bilogi-radiasi (KBR), sampai intelijen.
"Pasukan Gegana dikenal sebagai Penjinak Bahan Peledak atau Jihandak yang melakukan detonasi pada serangan-serangan dengan bom," ungkapnya.
Kejadian yang menewaskan ajudan Kapolda bernama Brigpol Setyo Herlambang terjadi pada Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.10 WITA di rumah dinas Kapolda di dalam kamar korban sendiri.
Di samping korban, ditemukan senjata api jenis HS-9 dengan nomor senpi: HS178837. Senjata api tersebut adalah milik korban sendiri yang merupakan inventaris dinas.
Hasil olah TKP sementara diyakini korban saat itu seorang diri di dalam kamarnya. Di sisi lain ditemukan senjata api di dekat korban. ***
Sumber: pojoksatu
Foto: Brigpol Setyo Herlambang/Net