Pengacara Publik LBH Pekanbaru, Wilton Amos Panggabean mengungkapkan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau masih sering didatangi aparat kepolisian dengan metode pintu ke pintu (door to door) agar menyetujui relokasi demi Proyek Strategis Nasional (PSN) Eco City.
Modusnya, kata Wilton, polisi mendatangi tiap rumah dengan membawa sembako lalu membujuk warga agar bersedia direlokasi demi PSN kerja sama dengan PT Makmur Elok Graha (MEG) di sana.
"Warga sering diminta penandatangan persetujuan relokasi dengan cara door to door dan dibarengi pemberian sembako yang berujung meminta persetujuan relokasi," kata Wilton kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/9).
Berdasarkan pengamatan dan informasi yang dihimpun pihaknya, kata Wilton warga merasa terintimidasi dengan cara-cara aparat tersebut. Sebab, klaimnya banyak warga yang masih trauma dengan peristiwa 7 dan 11 September lalu di Rempang dan Batam.
Saat itu, polisi dianggap melakukan tindakan yang represif dan intimidatif kepada warga. Pasalnya, sejumlah selongsong gas air mata ditembakan dan puluhan orang ditangkap.
"Hal ini dipandang warga sebagai bentuk intimidasi karena warga juga dalam kondisi trauma dan ketakutan," jujurnya.
Wilton menjelaskan sebenarnya warga sedang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan. Akibat rencana relokasi itu, banyak warga yang tidak bisa lagi bekerja.
Selain itu, kata Wilton, pihak yang memberi bantuan--termasuk bantuan kemanusiaan-- pun kerap dicurigai dan ditanya-tanya aparat. Wilton mengatakan di Tanjung Banun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang bahkan spanduk dapur umum dan posko bantuan dicopot.
"Yang awalnya sudah ada dapur umum dengan membentangkan spanduk namun saat ini spanduk tersebut sudah diturunkan karena setiap ada orang yang datang untuk memberikan bantuan," ucap Wilton.
"Pihak kepolisian selalu datang dengan berbagai pertanyaan, dan bahkan memanggil pihak yang memberikan bantuan," klaimnya.
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polresta Barelang AKP Tigor Sidabariba mengonfirmasi bahwa pihaknya mendatangi rumah-rumah warga dengan membawa sembako. Namun, tegasnya, kegiatan door to door itu bukan upaya pemaksaan agar warga mau direlokasi, melainkan memberikan penjelasan.
"Ini hanya untuk door to door ke masyarakat, memberikan penjelasan jangan langsung takut atas kehadiran kita. Bukan untuk memaksa, ngapain memaksa," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, ribuan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau terancam harus meninggalkan tempat tinggalnya karena akan ada pembangunan PSN Eco-city. Ribuan warga itu tak terima harus angkat kaki dari tanah yang sudah ditinggalinya jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Pada 7 dan 11 September 2023, bentrokan sempat pecah. Polisi menyemprotkan gas air mata hingga anak-anak dilarikan ke rumah sakit. Hingga saat ini, 43 orang yang menolak relokasi ditangkap dengan dituduh provokator.
Sumber: cnnindonesia
Foto: Aparat saat mendatangi rumah warga di Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (17/9). ANTARA FOTO/Teguh Prihatna