Arsitek Serangan Hamas Mohammed Deif, Orang Suci dan Misterius yang Sulit Dilacak -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Arsitek Serangan Hamas Mohammed Deif, Orang Suci dan Misterius yang Sulit Dilacak

Rabu, 11 Oktober 2023 | Oktober 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-11T15:28:52Z

Serangan mendadak pejuang Hamas yang membuat kalang kabut Israel disebut-sebut didesain oleh komandan Brigade Izz el-Deen al-Qassam bernama Mohammed Deif. Kini Israel tengah memburunya namun Deif nyaris tak terlacak. Siapa sebenarnya Mohammad Deif?

Setiap kali konflik Hamas-Israel meletus, sosok Mohammed Deif selalu menjadi perbincangan media sebagai sosok paling dicari. Deif hanya membuat tiga pernyataan dalam sembilan tahun terakhir. Ia tak pernah muncul di depan publik selama hampir tiga dekade, dan hanya ada dua foto buram dirinya — yang entah kapan foto itu diproduksi yakni mengenakan keffiyeh Palestina, serta penampilan silhuet.

Israel meyakini suara di balik rekaman video yang dirilis beberapa jam setelah serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) – serangan paling mematikan ke wilayah Israel sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu adalah berasal dari Deif. “Mengingat berlanjutnya kejahatan terhadap rakyat kami, mengingat pesta pora pendudukan dan penolakannya terhadap hukum dan resolusi internasional, dan mengingat dukungan Amerika dan Barat, kami memutuskan untuk mengakhiri semua ini, sehingga musuh paham bahwa dia tidak bisa lagi bersenang-senang tanpa dimintai pertanggungjawaban,” kata pembicara dalam video tersebut.

Menyebut serangan itu sebagai “Operasi Badai Al-Aqsa”, ia juga merujuk pada “blokade Gaza selama 16 tahun, pendudukan Israel dan serangkaian insiden baru-baru ini yang telah membawa ketegangan Israel-Palestina ke puncaknya”.

Pesan tersebut sangat familiar, dengan suara yang konon berasal dari Deif, komandan sayap militer Hamas, Brigade Izz el-Deen al-Qassam, dan dilaporkan menjadi dalang sejumlah serangan terhadap Israel selama bertahun-tahun. Siapa sebenarnya orang yang coba diburu Israel selama beberapa dekade itu dan bagaimana dia bisa menjadi operator Hamas yang paling ditakuti?

Otak Berbagai Serangan Terhadap Israel

Deif adalah komandan Brigade Izz el-Deen al-Qassam. Ia dalang berbagai serangan terhadap Israel selama bertahun-tahun. Deif dalam Bahasa Arab berarti tamu. Nama ini mengacu pada praktek militan Palestina yang tak pernah menetap lama di satu lokasi untuk menghindari deteksi Israel.

Lahir tahun 1960-an dan keluarganya yang miskin memberi nama Mohammed Diab Ibrahim al-Masri. Ia dibesarkan di kamp pengingsi Palestina di Khan Younis di Gaza. Arab Asharq Al-Awsat, surat kabar berbahasa Arab, menulis Deif harus meninggalkan sekolah untuk membantu keuangan keluarga. Ia memegang beberapa pekerjaan, mengemudi, pengurus peternakan unggas, dan tukang pelapis kain.

Gaza saat itu berada di bawah kendali Mesir. Seorang pejabat Israel yang mengetahui arsip Deif mengatakan kepada The Financial Times bahwa tahun 1950-an paman dan ayah buronan pasukan Yahudi ini sesekali ikut serta dalam penggrebekan bersenjata.

Ketika Hamas dibentuk akhir 1980-an untuk memerangi pendudukan Israel di Jalur Gaza, Deif berusia 20 tahun. Deif, menurut Arab Asharq Al-Awsat, bergabung tahun 1987, sebelum kembali ke sekolah dan mendapat gelar dari Universitas Islam Gaza tahun 1988.

Dief berkomitmen penuh pada tujuan Hamas, menghancurkan Israel lewat perang dan mendirikan negara Palestina. Ia cepat naik pangkat dan anak didik langsung Yehya Ayyash, pembuat bom yang dikenal sebagai The Engineer. Ayyash disalahkan dalam serangkaian pemboman bus mematikan di awal 1990-an. Ia diburu Israel dan tewas tahun 1996. Namun, pemboman bus tak berhenti. Saat itulah Deif ditengarai berada di balik aksi itu.

Motif Deif adalah balas dendam atas kematian sang guru. Ia mengerahkan orang-orangnya untuk terus melakukan pemboman. Deif disebut-sebut berada di balik pembuatan roket pertama Hamas, dan berjasa mendesain roket Qassam. Lebih 3.000 roket ditembakan ke Israel, yang membuat sistem pertahanan udara Iron Dome kewalahan. 

The Financial Times memperkirakan Hamas kini memiliki puluhan ribu roket, yang cukup untuk membakar Israel. Tahun 2021 Hamas menembakan sejumlah roket sebagai upaya melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel yang saat itu kehabisan amunisi. Namun, niat Deif terhalang kesepakatan gencatan senjata.

Seiring berjalannya waktu, kemampuan Deif untuk terus berkembang, mengikuti pencapaian teknologi militer Israel. Deif juga sosok di balik gagasan terowongan di bawah Gaza, yang digunakan menyelundupkan senjata, bahan bakar, dan barang-barang lainnya ke seluruh Mesir. Deif diperkirakan menghabiskan seluruh waktunya di terowongan. Ia menghindari deteksi Israel, dan mengarahkan seluruh operasi Hamas.

Orang Suci yang Tak Dikenal

Kecuali keluarga dan segelintir anggota Hamas, Deif nyaris tak dikenal siapa pun di Jalur Gaza. Penduduk hanya mendengar Deif adalah komandan militer Hamas sejak 2002. Deif adalah misteri. Warga Gaza yang dijumpai wartawan dan ditanya tentang Deif mengatakan; “Jika sekarang dia berada di sini, kami pasti tidak tahu karena tidak mengenalnya.”

Israel mencoba membunuh Deif setidaknya lima kali. Terakhir, menurut Daily Mail, Israel mendapat informasi keberadaan Deif, coba membunuhnya, dan gagal. Kabarnya, Deif nyaris terbunuh dalam serangan uara 20 tahun lalu. Ia kehilangan dua anggota badan dan bergerak dengan kursi roda. Namun, kemampuannya untuk tidak sekadar bertahan hidup, dan selangkah lebih maju dari Israel, membuatnya dihormati sesama militan Palestina.

“Deif seperti orang suci. Ia sangat dihormati oleh Hamas dan Palestina,” kata Mkhaimar Abusada, profesor politik Universitas Al Azhar di Gaza, kepada The Financial Times. “Operasi terbesarnya saat ini mengubah sosok Deif tidak ubahnya dewa bagi generasi muda.”

Cita-cita Deif

“Ini adalah pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi,” kata Deif dalam video yang dipublikasikan Sabtu lalu. Deif tidak tertarik berdamai dengan Israel. Menurutnya, seperti disebutkan dalam artikel tahun 2010, Palestina akan tetap menjadi milik kami termasuk Al Quds, Al Aqsa, dan desa-desa dari Mediteranea sampai Sungai Yordan. Israel, kata Deif, tidak punya hak satu inci pun.

Menurut laporan The Financial Times, Deif "memandang Perjanjian Oslo, yang pada akhir tahun 1990-an secara singkat menjanjikan penyelesaian perdamaian yang dinegosiasikan dengan Israel, sebagai pengkhianatan atas perlawanannya dan tujuan awal untuk menggantikan Israel dengan negara Palestina". 

Ditandatangani pada tahun 1993, Perjanjian Oslo memberikan sebagian kendali sipil kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Tepi Barat dan Jalur Gaza. PLO masih menguasai beberapa wilayah di Tepi Barat, namun Jalur Gaza berada di bawah kendali Hamas sejak 2007.

“Deif telah mencoba memulai perang kedua kemerdekaan Israel,” ujar Eyal Rosen, seorang kolonel di pasukan cadangan Israel, mengatakan kepada The Financial Times. “Tujuan utamanya adalah – dengan langkah-langkah – untuk menghancurkan Israel. Ini adalah salah satu langkah pertama, ini baru permulaan." 

Apa yang Dapat Terjadi Selanjutnya?

Hamas telah meminta “pejuang perlawanan” di Tepi Barat dan negara-negara Arab lainnya untuk bergabung dalam operasi terbarunya, yang diluncurkan setengah abad setelah perang Arab-Israel tahun 1973.

Meskipun belum ada indikasi bahwa serangan, yang dimulai di Gaza, telah menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem, seperti yang diharapkan oleh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, terdapat kekhawatiran bahwa gerakan militan Syiah Hizbullah yang didukung Iran dapat terlibat dalam konflik tersebut. Hizbullah mengatakan mereka telah menembaki posisi Israel di wilayah perbatasan Shebaa Farms yang diperebutkan sebagai solidaritas dengan Hamas.

Militer Israel mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah memanggil 300.000 tentara cadangan dan memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza, sebagai sebuah tanda bahwa mereka mungkin merencanakan serangan darat sebagai tanggapan atas serangan akhir pekan yang menghancurkan yang dilakukan Hamas. Serangan darat Israel terakhir ke Gaza terjadi pada tahun 2014. Ini berarti menandai eskalasi kekerasan yang besar beberapa hari ke depan.

Sumber: inilah
Foto: Foto tak bertanggal komandan militer kelompok militan Palestina Hamas Mohammed Deif, dan siluetnya diambil dari video yang dipublikasikan pada 27 Agustus 2005. (Foto: CNA/AFP/Ho)
×
Berita Terbaru Update
close