Peristiwa G30S PKI merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia, dimana Republik berduka atas kejadian tersebut.
Dibalik serangkaian cerita pilu pasca kejadian G30S PKI, ada sebuah kisah tentang seorang Intel TNI yang bernama Ruslan.
Ruslan adalah mata-mata yang bertugas untuk menggali informasi dan mengamati pergerakan PKI, di Blitar Selatan lebih tepatnya di desa Bakung.
Setelah peristiwa G30S PKI yang gagal, para pentolan PKI yang belum tertangkap berusaha untuk bangun kembali dengan organisasi tanpa bentuk (OTB).
Melansir tayangan youtube Intel Melayu, Blitar Selatan menjadi wilayah yang dipilih oleh PKI untuk melancarkan aksi perlawanan senjata.
Wilayah Blitar Selatan yang disebut terdiri dari hutan belantara dengan jalan setapak yang sulit dilalui, dan banyak gua-gua persembunyian dinilai paling potensial untuk PKI.
Namun pada akhirnya gerakan PKI yang kembali dibangun di Bakung Blitar tersebut, berhasil ditumpas oleh TNI.
Menurut cerita Sukamto yang merupakan warga asli Bakung, PKI pertama kali datang ke Bakung pada tahun 1957 dipimpin seorang pria bernama Suwandi.
Berkedok sebagai orang suruhan Pemerintah, Suwandi dan kawan-kawan membentuk Barisan Tani Indonesia (BTI), yang berdalil untuk memperkuat perekonomian rakyat.
Namun rupanya warga dibohongi selama 10 tahun, dan Swandi berkuasa dimana-mana hingga para PKI datang berbondong bondong ke Bakung.
“Papannya yang digunakan ya rumah-rumah penduduk itu tadi. Boleh ditempati ya dia dan keluarganya selamat, enggak boleh ditempati ya disiksa dibunuh,” tutur Sukamto mengutip tayangan youtube Intel Melayu Minggu 1 Oktober 2023.
Informasi ini kemudian diketahui aparat, lalu menugaskan Intel untuk melihat pergerakan PKI, sayangnya tidak ada informasi yang didapat, bahkan nasib Intel yang dikirim tidak diketahui keberadaannya.
Sampai akhirnya penelusuran para Intel menemui titik terang, setelah warga yang bernama Kusno tertangkap saat melarikan diri dari kekejaman PKI pada keluarganya.
Kusno mengungkap kondisi wilayahnya yang kacau balau, akhirnya Ruslan dikirim untuk menyelidiki Bakung di Blitar Selatan.
Mengingat beberapa Intel sebelumnya gagal, bahkan ada yang sampai dibunuh, Ruslan dengan cerdiknya menyamar sebagai orang gila.
Dengan penampilan rambut gimbal, pakaian compang camping serta bermodalkan daun pisang dan sebatang lidi, Ruslan masuk ke zona merah jantung pertahanan PKI di Bakung.
Ruslan menggali informasi dan memetakan pergerakan PKI, juga menelusuri rumah-rumah warga yang diduga dijadikan markas oleh PKI untuk merancang strategi pergerakan.
Setelah sebulan menyamar sebagai orang gila, Ruslan kembali ke markas dengan informasi yang ia dapat tentang gerak gerik PKI.
Atas informasi yang berhasil dikumpulkan Ruslan, pemerintah berhasil menjalankan operasi Trisula di Blitar Selatan pada tahun 1968 di desa Bakung.
Sumber: hops
Foto: Ilustrasi Ruslan menyamar jadi orang gila untuk memata-matai pergerakan PKI (Youtube Intel Melayu)