Warga di penjuru dunia lebih simpati pada rakyat Palestina daripada Israel
dalam survei terbaru yang digelar World of Statistics.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 47% simpati pada Palestina, dan hanya 37%
yang simpati pada Israel. Adapun yang simpati pada kedua pihak ada 17%.
Hingga berita ini dirilis, survei online di X tersebut diikuti oleh sekitar
740.000 responden. Persentase dalam survei itu dapat berubah seiring
perjalanan waktu.
Perang di Timur Tengah selalu menjadi sorotan dunia dan isu yang paling
sering mendapat perhatian adalah konflik antara Palestina dan Israel.
Konflik ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan mengakibatkan banyak
penderitaan bagi kedua belah pihak.
Dalam beberapa dekade terakhir, survei-survei pendapat telah menjadi alat
penting untuk memahami bagaimana masyarakat di seluruh dunia merespons
konflik tersebut.
Hasil dari survei-survei ini telah menunjukkan tren menarik, yang
mengindikasikan bahwa sebagian besar masyarakat dunia cenderung lebih
simpati dengan penderitaan rakyat Palestina daripada Israel dalam perang
terbaru.
Banyak survei menemukan mayoritas besar responden di sejumlah negara,
termasuk sebagian besar negara-negara di Eropa, Afrika, dan Asia, lebih
cenderung bersimpati dengan rakyat Palestina.
Faktor-faktor seperti penderitaan warga sipil, korban anak-anak, dan
penghancuran infrastruktur di Gaza telah menyebabkan banyak orang merasa
empati terhadap Palestina.
Which side in the Israeli‑Palestinian conflict do you sympathise with more ?
— World of Statistics (@stats_feed) October 11, 2023
Hasil survei juga menunjukkan banyak responden mendukung penyelidikan
internasional terhadap tindakan militer yang dilakukan oleh Israel dan
mengkritik pelanggaran HAM yang terjadi selama konflik. Hal ini telah
menjadi subjek perdebatan dan perhatian masyarakat dunia.
internasional terhadap tindakan militer yang dilakukan oleh Israel dan
mengkritik pelanggaran HAM yang terjadi selama konflik. Hal ini telah
menjadi subjek perdebatan dan perhatian masyarakat dunia.
Foto: Paramedis berlari membawa seorang anak yang terluka saat Israel
menghancurkan gedung di Gaza pada Senin (9/10/2023). Foto/REUTERS