Salah satu kantor berita Turki mengungkapkan bahwa pihak Israel dan sekutunya telah menyebarkan berita bohong atas penyerangan yang dilakukan oleh Hammas.
Menurut TRT, berita pulsu penyerangan Hammas terhadap Israel telah menyebar luas dan di pergunakan oleh Israel dan sekutunya dalam propaganda untuk dapat melakukan penyerangan Palestina.
Adapun salah satu berita palsu yang disebar keberbagai pihak, mulai media hingga pejabat berbagai negara di antaranya saat penyerbuan Hammas pada 10 Oktober lalu di mana Hammas membunuh dan memotong kepala bayi Israel.
Berita itu juga diungkapkan oleh Presiden Amerika, di mana Joe Biden sampaikan kabar bohong Hammas penggal kepala bayi.
Sedangkan wartawan Israel yang ada saat asal berita tersebut mulai muncul mengatakan jika ‘kami tidak melihat buktinya’.
Berita tersebut diungkapkan dalam laporan 124 News yang mengungkapkan bahwa tentara Hammas membunuh bayi dan memotong kepalanya.
Bahkan salah satu koran memuar berita jika Hammas telah membunuh sebanyak 40 bayi Israel.
Beberapa jam kemudian pihak tentara Israel sendiri mengkonfirmasi bahwa mereka tidak mempunyai data tentang adanya 40 bayi Israel yang dibunuh oleh Hammas, Anadolu Agency yang merupakan agency berita Turky juga mengatakan bahwa mereka tidak ada konfirmasi yang pasti terkait berita tersebut.
TRT mengungkapkan jika The Time serta Daily Mail juga memuat berita kepala bayi yang dipenggal oleh Hammas tersebut.
Tidak hanya itu, bahkan Joe Biden yang merupakan Presiden Amerika juga menyampaikan berita bohong tersebut.
Salah satu jurnalis Israel yang bernama Oren Ziv mengatakan bahwa klaim palsu jika kelompok Hammas melakukan ‘pemenggalan kepala bayi’ akan digunakan oleh militer Israel untuk ‘melegitimasi’ kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.
“Israel akan menggunakan klaim 'pemenggalan kepala bayi' untuk melegitimasi kejahatan perang,” ungkapnya.
Selain itu juru bicara militer Israel sendiri mengakui kepada Anadolu bahwa mereka tidak memiliki informasi yang membenarkan tuduhan bahwa kelompok Palestina 'memenggal kepala bayi'.
Isu pemenggalan kepala bayi tersebut berawal saat perjalanan beberapa jurnalis bersama tentara Israel ke wilayah Kfar Aza yang berada di selatan Kibbutz Israel.
Dalam tur tersebut salah satu jurnalis berbicara dengan beberapa tentara Israel dan mengutip saat tentara tersebut berkata, ‘Hammas memenggal kepala bayi di sini’.
Ziv yang juga ikut serta dalam tur pers di Kfar Aza mengatakan banyak orang yang menghubunginya untuk menanyakan pertanyaan seputar tuduhan tersebut.
Dalam pernyataan di akun media sosialnya, Ziv mengatakan bahwa dirinya tidak punya bukti atas berita pembenggalan kepala bayi tersebut.
"Selama tur pers, kami tidak melihat bukti pemenggalan kepala bayi dan juru bicara atau komandan tentara Israel tidak menyebutkan hal seperti itu kepada kami,” tulis Ziv dalam akun X-nya.
Selain itu Ziv juga menyebutkan bahwa tuduhan palsu ini akan digunakan oleh Israel.
"Sangat disayangkan Israel sekarang menggunakan klaim palsu ini untuk meningkatkan serangan di Gaza dan melegitimasi kejahatan perang yang akan dilakukannya di sana,” tulis Ziv.
Berita kebohongan tersebut juga diungkapkan oleh aktivis Palestina-Amerika yang meminta kepada Presiden Amerika Biden untuk mencabut ‘kebohongan tidak berperasaan’ tentang ‘pemenggalan kepala bayi’ dan ‘pemerkosaan massal’.
Biden juga mengakui jika dirinya telah melihat foto dari pemenggalan kepala tersebut, akan tatepi dalam New York Post menuliskan sebuah konfirmasi dari White House mengkonfirmasi jika sebenarnya Biden tidak melihat foto yang katakannya itu.
Tidak hanya tentang pemenggalan bayi, kabar tentang terbunuhnya Shani Louk yang merupakan warga Jerman saat pesta di Israel oleh Hammas juga tidak benar.
Adapun berita sebenarnya adalah Louk di kabarkan tengan menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Gaza Palestina.
Sumber: disway
Foto: Joe Biden sampaikan kabar bohong Hammas penggal kepala bayi dan beberapa saat setelah itu pihak Gedung Putih bantah jika Biden melihat langsung foto pemenggalan.-tangkapan layar new york post-