Politisi senior PDIP, Panda Nababan menyinggung soal etika serta moral ketika membicarakan isu Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres Prabowo Subianto. Semisal Gibran menghendaki, Panda menilai akan ada sentimen negatif yang menyerang keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Panda mengingat ketika PDIP membantu Gibran saat maju di Pilkada Solo 2020. Ia menyebut, partainya memberikan segala fasilitas yang dibutuhkan Gibran untuk menjadi Solo 1.
Kalau misalkan Gibran berkhianat demi Prabowo, Panda membayangkan masyarakat akan memberikan hujatan.
"Partai yang membesarkan dan memberikan fasilitas kepada dia. Sekarang dia jadi diperhitungkan. Nanti masyarakat yang menilai 'oh rupanya ternyata begitu kelakuan keluarga Jokowi, oh ternyata haus kekuasaan'," kata Panda dikutip Suara.com, Rabu (11/10/2023).
"Ya Allah ya robbi, ingat itu dulu DPC sudah memutuskan Teguh-Purnomo tapi karena sayangnya Mega ke Jokowi disingkirkan," sambungnya.
Panda juga mengaku hanya bisa berdoa apabila Gibran benar-benar angkat kaki dari PDIP demi kursi cawapres.
"Misalkan terjadi, Gibran keluar dari PDIP, aku cuma berdoa, ya tuhan maafkan lah, karena dia tidak tahu apa yang dia lakukan," terangnya.
Gibran sendiri berkali-kali menanggapi soal kansnya menjadi cawapres Prabowo. Menurutnya, ia tidak bisa menjadi cawapres karena terbentur syarat minimal usia cawapres.
Aturan yang tertuang pada pasal 169 huruf q UU Pemilu menyatakan, “Persyaratan menjadi calon presiden dan calon wakil presiden adalah: q. berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun”.
Sementara, putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu berusia 36 tahun.
"Umurnya tidak cukup. Kan tidak cukup," ujar Gibran ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Senin (9/10/2023).
Sumber: suara
Foto: Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memberi pernyataan saat berkunjung ke Kantor DPP PDIP di Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]