Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menjadi salah satu sosok yang jenjang kariernya luar biasa di dunia militer. Beliau membeberkan kisah dimana dirinya sempat berada di rumah Letjend Ahmad Yani jelang tragedi G30S PKI.
Dikuak oleh Hendropriyono dalam wawancara eksklusif bersama Kilat.com momen dimana beliau pada 29 September 1965 berkunjung ke rumah Letjend Ahmad Yani.
Seperti yang diketahui, Letjend Ahmad Yani merupakan salah satu Jenderal Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S PKI.
Awalnya, Hendropriyono menjelaskan bagaimana pandangan beliau tentang kisah kejadian G30 S/PKI yang beredar di tengah masyarakat.
“Kontroversi persepsi karena tidak ada disentuh sama sama cuma baca atau mendengar, memang kalau kita mendengar suatu informasi atau berita yang tidak kita alami sendiri, walaupun sifatnya rasional, dan dikutak atik pada kerja otak masing masing kita bisa bunuh bunuhan, bisa, tapi kalau seseorang yang berpikir logika, tapi rasional tapi diverifikasi panca indera kita baru yang bener,” ungkap AM Hendropriyono buka suara soal kisah G30S PKI yang saat ini beredar.
Hendropriyono pun melihat bahwa saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia mengetahui kisah G30S PKI ini dari cerita yang beredar, bukan mengalaminya langsung.
“Saya liat kalau sekarang ini hampir kita semua ini yang bicara soal itu dasarnya bukan logika hanya kerja rasional.” ungkapnya lagi.
Kepala BIN Indonesia pertama ini menceritakan dimana posisinya kala beberapa jam sebelum kejadian G30S PKI.
Terkuak bahwa Hendropriyono sempat berkunjung ke rumah Letjend Ahmad Yani sebelum kejadian tersebut.
“Saya ingin menjawab dari posisi saya tahun 1965 tanggal 30 September saya di Jakarta di rumah almarhum pak Yani,” tambahnya.
Hendropriyono mengakui, dirinya saat itu sebagai taruna Akademi Militer menyambangi putri Letjend Ahmad Yani.
“Saya menyambangi putri putrinya yang waktu itu satu generasi sama saya. Biasalah sebagai taruna datang ke rumah anak-anaknya yang cantik,” kata AM Hendropriyono.
Kedatangan Hendropriyono pada tanggal 29 September 1965 tersebut ia selesaikan sampai dengan setelah waktu salat Maghrib.
“Saya pulang Maghrib saya bersama beberapa teman Adang Rukiatna, Sudiyotomo almarhum dan beberapa lainnya.” tambahnya.
Di momen itu, Hendropriyono kembali ke tenda bertepatan dengan persiapan display drumband Santa Lokananta untuk merayakan 5 Oktober.
“Beberapa jam sebelum kejadian, saya kembali ke tenda persiapan untuk display drumband Canka Lokananta dari militer kita persiapan perayaan 5 Oktober, tapi terjadi malam itu juga 30 tengah malam.” katanya mengingat momen tersebut.
Hendropriyono mengaku bingung soal kejadian naas yang menimpa beberapa Jenderal tersebut.
“Saya bingung kok bisa terjadi, saya tidak ngerti ada kejadian apa, waktu itu tidak ada handphone tidak ada alat komunikasi apa apa selain mulut ke mulut dan telepon lapangan yang dipakai komandan, saya tidak.” ungkapnya.
Hendropriyono juga mengatakan dirinya yang saat itu berada di Jakarta, bahkan sempat mengunjungi rumah Letjend Ahmad Yani saja bingung apa yang terjadi dan siapa sosok di belakang yang melakukan aksi tersebut.
“Jadi posisi saya di Jakarta di tempat kejadian pun masih membuat saya bingung tidak ngerti siapa yang berbuat, tidak ngerti apa motivasinya, kenapa itu terjadi dan bagaimana cerita sesungguhnya. Saya yang di posisi seperti itu pun bingung dan tidak ngerti, bayangkan orang yang tak berada di Jakarta, apalagi yang di Simalungun, petani di daerah, apa yang dia ngerti yang terjadi di Jakarta.” ungkapnya.
Menurutnya, hal tersebut merupakan pengkhianatan terhadap ideologi Pancasila oleh segelintir orang.
“Ini adalah satu perbuatan pengkhianatan terhadap ideologi Pancasila, negara bangsa Pancasila, dan NKRI oleh segelintir orang,” pungkasnya.
Itu tadi kisah dimana AM Hendropriyono menceritakan dirinya beberapa jam sebelum peristiwa G30S PKI sempat ke rumah Letjend Ahmad Yani. (*)
Sumber: kilat
Foto: AM Hendropriyono ceritakan kisah dirinya ke rumah Letjend Ahmad Yani beberapa jam sebelum G30S PKI