Karena pesona dan kharismanya, Soekarno sepertinya tak pernah kesulitan untuk meminang wanita cantik sebagai istrinya. Apalagi sebagai Presiden RI, Soekarno memang selalu dikelilingi dengan wanita cantik.
Sampai dengan akhir hidupnya, Soekarno diketahui telah sembilan kali menikah resmi dengan para wanita cantik.
Bak terkena karma, semua istri Bung Karno harus menerima takdirnya bahwa suami mereka pada akhirnya akan terpikat pada perempuan cantik lainnya.
Saat proklamasi kemerdekaan dibacakan dan kemudian menjadi orang nomor satu RI, Bung Karno didampingi oleh Fatmawati, istri ketiganya.
Fatmawati adalah gadis yang dikenalnya saat berada dalam pengasingan Belanda di Bengkulu.
Saat itu Soekarno telah menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang tiga belas tahun lebih tua dari Soekarno.
Dikutip dari kanal YouTube TukangKliping, Fatmawati bersimpuh sambil berurai air mata, ia bersujud sambil menciumi kedua kaki seorang perempuan tua yang merupakan ibu angkatnya.
Dengan terbata-bata Fatmawati meminta maaf karena telah menikah dengan Soekarno.
“Seorang ibu adalah lautan maaf," ucap si perempuan sepuh itu membalas sambil memeluk dan mengelus kepala Fatmawati.
“Hanya kedepan, jangan mencubit orang lain kalau tak mau dicubit karena dicubit itu rasanya sakit,” ia melanjutkan.
Perempuan sepuh itu adalah Inggit Garnasih, istri kedua Bung Karno yang selalu memberi tanpa meminta kepada suaminya.
Inggit dan Soekarno telah dua puluh tahun menikah tanpa dikaruniai anak, lalu Sang Putra Fajar pun mencari perempuan lain untuk diperistri.
Inggit adalah istri yang setia, dirinya ikut mendampingi Bung Karno di pembuangan ke Ende dan Bengkulu.
Bahkan Fatmawati dulunya pernah tinggal di rumah pasangan Soekarno dan Inggit saat di Bengkulu bahkan diangkat sebagai anak oleh Soekarno.
Pernikahan Bung Karno dengan Fatmawati bahagia dan dikaruniai lima orang anak. Namun di tahun kedua belas pernikahan mereka, Bung Karno mendatangi Ibu Fat.
Kabarnya Soekarno mendekat sambil berkata lirih, “Fat, aku minta izinmu, aku akan kawin dengan Hartini,” kata Bung Karno.
Saat meminta izin untuk menikah lagi itu Fatmawati baru saja melahirkan Guruh, anak kelima mereka.
Tak terbayang sakitnya hati Ibu Negara itu, tapi bisa jadi itu adalah karma yang harus diterimanya karena Fatmawati telah merebut Soekarno dari Ibu Inggit dulu.
Namun tak berhenti di nenek dari Puan Maharani itu, kemudian Bung Karno jatuh hati pada Hartini, seorang wanita cantik yang saat itu telah bersuami.
Untuk bersedia menerima pinangan Soekarno yang bertubi-tubi, Hartini harus bersedia membayarnya dengan amat mahal.
Hampir semua media dan aktivis perempuan menyudutkan Hartini dan lebih membela Fatmawati.
Kepada Tempo edisi 22 September 1999, Hartini menepis tudingan publik bahwa dirinya telah merebut Bung Karno dari Fatmawati.
“Benar sudah ada Fatmawati, Sang First Lady, ketika saya menikahi Bung Karno. Tapi, setelah saya juga ada Dewi,” ujar Hartini.
Dan kalau dirinya dianggap merebut Sang Proklamator dari Ibu Fatmawati, Hartini melanjutkan, “Bukankah Ibu Fat juga merebut Bung Karno dari Ibu Inggit, dan Ibu Inggit merebutnya dari Ibu Tari.”
Tari adalah panggilan akrab dari Siti Oetari, istri pertama Soekarno yang merupakan putri dari pahlawan Nasional HOS Tjokroaminoto.
“Lalu setelah Dewi, bukankah masih ada Haryati, Yurike, dan belum pacar-pacarnya yang lain.” tegas Hartini.
“Jadi semuanya sama, yang membedakan hanya ada satu first lady.” lanjut istri kelima Bung Karno itu.
Hartini menegaskan bahwa dirinya tidak merebut Bung Karno, “Saya hanya menjalani takdir yang digariskan hidup,” lanjutnya lagi.
Andai ajal tak menjemput, mungkin bagi Soekarno selalu ada wanita terakhir untuk diperistri, dan hidupnya akan selalu dikelilingi dengan wanita cantik.
Sumber: hops
Foto: Soekarno dan 9 istrinya
