WANHEARTNEWS.COM - Jauh sebelum NKRI berdiri, Aceh Darussalam telah berdaulat sebagai sebuah kerajaan merdeka dan bahkan menjadi bagian dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah.
Hal ini juga disadari oleh Soekarno, sehingga ia membujuk muslim Aceh untuk mau bergabung dengan rakyat Indonesia guna melawan penjajahan Belanda pada saat Indonesia mengalami agresi militer Belanda.
Kala itu, Indonesia kewalahan sehingga Soekarno melirik Aceh agar ikut menghadapi Agresi Militer Belanda.
Kedatangannya kala itu disambut dengan senang dan hangat oleh rakyat Aceh. Soekarno dengan sengaja ingin menemui Daud Beureueh.
Percakapan mereka tersimpan dalam buku kisah kembalinya Teungku Muhammad Daud Beureueh ke pangkuan Republik Indonesia karya M. Nur El Ibrahimy.
Soekarno kala itu memohon untuk rakyat Aceh ikut dalam perang senjata antara Indonesia dan Belanda.
Daud Beureueh pun juga menyanggupi permintaan tersebut dengan memberikan permintaan, jika perang usai maka rakyat Aceh diberikan kebebasan menjalankan syariat Islam.
"Akhirnya permintaan ini juga dikabulkan oleh Soekarno," ucap narator YouTube Matahatipemuda yang dikutip pada Senin, 16 Oktober 2023.
Sembari terisak, Soekarno menyebut nama Allah untuk berjanji kepada Daud Beureueh agar nanti Aceh bisa menjalankan rumah tangganya sendiri sesuai syariat Islam, tanpa ia mau menulis surat perjanjian yang diharapkan bisa sebagai bukti.
"Mendengar janji tersebut, tokoh-tokoh Aceh semakin mempercayai Soekarno. Soekarno dipersilahkan menyebutkan kebutuhan yang urgent dari pemerintahan," ucap narator.
"Soekarno mengatakan 'alangkah baiknya jika Indonesia bisa mempunyai kapal udara untuk membuat pertahanan negara dan mempererat hubungan antar pulau-pulau'," lanjut narator.
"Beberapa jam kemudian terkumpulah dana sebesar 120.000 dollar ditambah 20kg emas. Dengan modal tersebut, Indonesia berhasil membeli pesawat kepresidenan pertama dalam sejarah Indonesia," ungkap narator
Setelah Daud Beureueh berhasil menghimpun dana untuk perjuangan Indonesia, ia meminta ke Soekarno agar Aceh diizinkan memberlakukan syariat Islam. Namun, Soekarno justru ingkar janji.
Akhirnya, tahun 1949 Aceh bersedia dijadikan satu masuk dalam NKRI. Namun, pada tahun 1951 Provinsi Aceh justru dibubarkan dan dijadikan satu dengan Provinsi Sumatera Utara.
Aceh yang porak-poranda setelah berperang melawan Belanda hingga menguras dan menghibangkan seluruh kekayaannya, bukannya ditata kembali justru dibiarkan terbengkalai.
"Bukan itu saja, hak untuk mengurus diri sendiri pun akhirnya dicabut. Selain itu demi alasan persatuan, Presiden Soekarno menolak pemberlakukan syariat Islam di wilayah manapun di Indonesia," ungkap narator.
Akibatnya, Aceh mengalami resistensi politik dan Daud Beureueh masuk ke hutan dan bergabung dengan gerakan DI/TII pada September 1953.
[VIDEO]
[Democrazy/Hops]