Meski Mayoritas Non-Muslim, Mengapa Irlandia Berani Jadi Pendukung Palestina di Eropa? -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Meski Mayoritas Non-Muslim, Mengapa Irlandia Berani Jadi Pendukung Palestina di Eropa?

Jumat, 13 Oktober 2023 | Oktober 13, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-13T05:31:48Z







Republik Irlandia, sebuah negara dengan populasi mayoritas agama adalah
Kekristenan, dengan Gereja Katolik sebagai denominasi terbesarnya, tampaknya
berani menyuarakan dukungan tegasnya untuk Palestina. Meskipun jarak antara
Dublin ke Yerusalem ribuan kilometer, dalam hubungan politik antara
Palestina dan Irlandia sangat dekat. Kedua negara itu dianggap bersama
melawan kolonialisme dan penindasan.




Hal Ini cukup mengherankan, terutama di era di mana banyak negara Eropa
cenderung netral atau bahkan mendukung Israel. Mengapa demikian? 




Kementerian Luar Negeri Irlandia telah konsisten merumuskan pendekatan tiga
poin terhadap situasi di Gaza dan konflik Israel-Palestina secara umum:




1. Irlandia meminta adanya gencatan senjata yang berkelanjutan untuk memutus
siklus kekerasan.


2. Negara ini menekankan pentingnya mengakhiri blokade terhadap Gaza sebagai
salah satu akar masalah konflik yang menghancurkan ini.


3. Irlandia mendukung pembentukan solusi dua negara berdasarkan perbatasan
tahun 1967.


Irlandia menunjukkan komitmen yang kokoh. Sementara banyak negara lain
hati-hati memilih kata-kata, Irlandia secara terang-terangan mendukung
rakyat Palestina. Meskipun begitu, negara ini juga mengutuk peluncuran roket
dari Gaza ke Israel oleh Hamas dan kelompok militan lainnya.



Sejarah Hubungan Irlandia-Palestina



Irlandia memiliki sejarah panjang simpati terhadap perjuangan Palestina. Hal
ini melebihi agama, etnis, atau batas geografis. Pada dasarnya, ada
pengalaman bersama tentang penjajahan, penindasan, dan perjuangan untuk
kebebasan. Dukungan Irlandia untuk Palestina diakarinya dalam kesadaran
sejarah, yang membuat isu ini mendapat perhatian lebih dari sekadar
pertimbangan geografis, ekonomis, atau politik.


Pada awalnya, pada 1920-an dan 1930-an, simpati Irlandia cenderung mendukung
gerakan Zionis. Namun, persepsi ini mulai berubah seiring dengan perjuangan
anti-Britania sendiri dan perang saudara yang traumatis di Irlandia. Adanya
okupasi ilegal tanah Palestina oleh Israel mengingatkan banyak orang
Irlandia tentang sejarah penindasan mereka sendiri oleh Inggris.




Mengutip Aljazeera, parlemen Irlandia pada 2021 memberikan suara bulat untuk
mengutuk "aneksasi de facto" Israel terhadap tanah Palestina di wilayah yang
diduduki. Ini membuatnya menjadi negara anggota Uni Eropa pertama yang
mengambil sikap seperti itu.




Irlandia adalah anggota pertama dari komunitas Eropa yang mengakui
Organisasi Pembebasan Palestina pada tahun 1980 dan menjadi pendukung kuat
untuk solusi dua negara. Bahkan, Irlandia pernah menjadi tuan rumah dan
bertemu dengan Yasser Arafat pada beberapa kesempatan.




Para pemimpin politik Irlandia secara tajam mengkritik pemukiman Israel,
pelanggaran hak asasi manusia, dan merusak proses perdamaian. Kritik mereka
hanya berkembang ketika solusi dua negara tampaknya semakin hancur dan
karena UE terlalu sibuk dengan masalah kebijakan luar negeri lainnya.
Hasilnya adalah hubungan diplomatik yang sering retak dengan Israel.




Irlandia menunjukkan keberanian luar biasa dalam mendukung Palestina, meski
merupakan negara dengan populasi mayoritas non-Muslim. Hal ini mencerminkan
komitmen dan kesadaran sejarah yang mendalam, serta keinginan untuk melihat
penyelesaian adil dan berkelanjutan bagi rakyat Palestina.




Sumber:
inilah


Foto: Irlandia dan Palestina: Solidaritas di Tengah Konflik Israel-Hamas.
(Foto: x/@sitcomabed)


×
Berita Terbaru Update
close