Kelompok-kelompok bersenjata Irak dan Yaman kompak mengancam akan menyerang AS jika mendukung Israel dalam perang di wilayah Jalur Gaza, Palestina.
Mengutip Reuters, Kamis 912/10/2023), Kataib Hizbullah, faksi bersenjata di Irak yang sangat dekat dengan Iran, menyatakan bakal menyerang pangkalan AS dengan rudal, drone, dan pasukan khusus jika Washington ikut campur dalam konflik Israel versus Hamas.
Politisi Irak sekaligus pemimpin kelompok politik dan militer Organisasi Badr yang juga sekutu Iran, Hadi Al-Amiri, turut mengucapkan ancaman serupa..
"Jika mereka ikut campur, kami akan ikut campur juga. Kami akan menganggap semua serangan ke AS sah," kata Al-Amiri, Senin (9/10/2023).
Badr merupakan faksi yang tergabung dalam Popular Mobilization Forces (PMF), sebuah organisasi paramiliter Irak yang berisi banyak faksi yang didukung Iran.
PMF sendiri sudah menyuarakan dukungan tegas untuk faksi-faksi Palestina yang memerangi Israel. Pemerintah Irak, sementara itu, menyatakan operasi Hamas adalah hasil kebijakan 'menindas' oleh Israel di Gaza.
Terkait Kataib Hezbollah, AS pernah punya hubungan buruk dengan kelompok itu. Para pejabat Washington pernah menuding bahwa kelompok itu melakukan serangan di beberapa fasilitas AS di Irak. Namun Kataib Hizbullah membantah tuduhan tersebut.
AS punya 2.500 tentara di Irak, dan 900 tentara lain di Suriah. Keberadaan para tentara ini dalam misi membantu pasukan setempat memerangi ISIS.
Dalam beberapa tahun terakhir, milisi di Irak tercatat konsisten menyerang pasukan AS di negara tersebut dan kedutaan AS di Baghdad. Milisi Irak banyak meluncurkan serangan roket ke AS namun mereda tahun lalu.
Faksi-faksi dukungan Iran ini tak lagi menyerang AS karena kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu, di Yaman, milisi Gerakan Houthi memperingatkan pada Selasa (10/10/2023) bahwa mereka akan menanggapi intervensi AS di Gaza dengan drone, rudal, dan senjata lainnya.
Kelompok itu menyatakan siap bekerja sama dengan faksi lain dari 'Poros Perlawanan' yang mencakup faksi-faksi Syiah bekingan Irak dan Hizbullah Lebanon.
Gerakan Houthi Yaman sendiri pernah memerangi koalisi pimpinan Saudi sejak 2015. Saat itu ratusan ribu orang tewas.
Ancaman serangan sejumlah faksi ini dilontarkan setelah AS menyatakan bakal memberikan amunisi tambahan ke Israel dan mengerahkan sekelompok kapal induk USS Gerald R Ford ke kawasan Mediterania Timur.
Saat ini, AS bahkan dilaporkan sudah mulai mengirim amunisi dan peralatan militer ke Israel.
Sumber: inilah
Foto: Kelompok-kelompok bersenjata Irak dan Yaman kompak mengancam akan menyerang AS jika mendukung Israel dalam perang di wilayah Jalur Gaza, Palestina. [foto: Getty Images]