Para netizen pengguna media sosial X (Twitter) angkat bicara dan nyinyir dengan kenaikan harga BBM non subsidi yang dilakukan pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Pasalnya, 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila dan 'hadiah' kenaikan harga BBM non subsidi pada hari itu pun dikritik.
Netizen pun nyinyir dan memberikan komentar-komentar negatif terhadap kebijakan pemerintah melalui Pertamina Patra Niaga untuk menaikkan harga BBM non subsidi pada Hari Kesaktian Pancasila.
Dipantau di media sosial X pada Minggu, 1 Oktober 2023, banyak netizen memberikan komentar terhadap kenaikan harga BBM non subsidi.
Mereka mengomentari unggahan media-media yang memberitakan kenaikan harga BBM non subsidi.
Banyak juga yang mengunggah foto mereka sedang mengisi BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina.
Netizen dengan akun Miss Tweet menulis, "Per 1 Oktober 2023. Pertamina resmi mengubah harga BBM untuk orang kaya yang sering dibeli juga oleh orang kere ketika stok BBM bagi orang kere tiba-tiba langka."
Unggahan ini pun dikomentari oleh netizen lain sehingga semakin ramai pembicaraannya.
"Dan orang kaya memakai BBM orang kere sehingga stok BBM kere jadi langka," tulis akun Botol Cuka.
Sedangkan akun Ndon menggunggah berita lama tentang pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengancam akan menggerakkan unjuk rasa bila harga BBM naik di jaman Pemerintahan SBY.
"Keren ini. PDIP Ancam Turunkan 15 Ribu Orang Kepung Istana Jika Harga BBM Naik," tulis Ndon.
Unggahan ini mendapatkan komentar dari netizen lain. "Sayangnya itu dulu 2013. Sekarang malah maunya naikin BBM terus," tulis akun Kuntaw_H.
Akun Bang Pino tak mau ketinggalan ikut berkomentar tentang kenaikan harga BBM non subsidi.
"Harga BBM Terbaru di SPBU Pertamina 1 Oktober 2023, Pertamax Naik Jadi Rp 14.000."
"Tolong disurvei lagi, saya yakin kepuasan rakyat akan makin naik lagi dari 82% kemarin menjadi mendekat ke angka 90% lah."
Penjelasan Pertamina
Pertamina Patra Jasa mengeluarkan siaran pers untuk menjelaskan kenaikan harga BBM non subsidi.
Pertamina menulis, sebagai bentuk edukasi mengenai tren harga produk BBM, PT Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) secara berkala melakukan perubahan harga untuk produk-produk BBM non subsidi sesuai regulasi yang berlaku mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak dunia, yakni harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus serta nilai tukar mata uang Rupiah.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan bahwa perubahan berkala dilakukan Pertamina Patra Niaga setiap bulannya mengacu kepada tren harga publikasi MOPS/Argus pada periode tanggal 25 hingga tanggal 24 pada bulan sebelumnya. Perubahan harga ini juga boleh dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.
“Mengacu pada rata-rata MOPS pada periode 25 Agustus hingga 24 September serta pengaruh nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika, Pertamina Patra Niaga telah mengevaluasi dan kembali melakukan penyesuaian harga secara berkala untuk Pertamax Series dan Dex Series berlaku per 1 Oktober 2023,” terang Irto.
Untuk harga Pertamax akan disesuaikan menjadi Rp 14.000 per liter, Pertamax Green 95 menjadi Rp 16.000 perliter, Pertamax Turbo ada penyesuaian harga menjadi Rp 16.600 per liter.
Dexlite menjadi Rp 17.200 per liter, dan Pertamina Dex menjadi Rp 17.900 per liter. Harga ini berlaku untuk propinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5% seperti di wilayah DKI Jakarta.
“Penetapan harga baru ini sudah mengacu kepada formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
"Harga produk BBM non subsidi Pertamina juga dipastikan tetap kompetitif untuk produk-produk dengan kualitas setara,” tukas Irto.
Redaksi Lombok Insider mengucapkan: Selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila dan selamat membeli BBM non subsidi dengan harga baru. **
Sumber: lombokinsider
Foto: Ilustrasi SPBU/Net