Meskipun sama-sama anak Presiden Soekarno, namun dua anak perempuan Soekarno Rachmawati Soekarnputri dan Megawati Soekarnoputri berseberangan dan beda pandangan politik.
Bahkan, sebelum meninggal dunia pada tahun 2021 lalu, Rachmawati Soekarnoputri pernah habis-habisan mengkritik kakaknya tersebut.
Rachmawati Soekarnoputri yang semasa hidupnya menjadi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, menyebut jika Megawati yang merupakan ketua umum Partai PDI Perjuangan itu membuka peluang penyebaran komunisme semakin subur di Indonesia.
Dikutip Hops.ID dari Suara.com pada 10 Oktober 2023, hal itu dikatakan Rachmawati karena melihat kakaknya itu menjadi bagian dari pemerintah yang mengajarkan rakyat untuk berbuat tidak adil
Saat itu, Rachmawati memahami apabila Megawati enggan kehilangan posisi sebagai penguasa. Namun menurutnya, Megawati justru mempertahankan kekuasaannya dengan bertindak secara curang.
"Mau tidak kehilangan kekuasaan. Kekuasaan betul tapi harus bicara tentang keadilan yang jurdil, tidak berbuat dengan kecurangan. Ini mengajarkan kepada rakyat kita untuk tidak berbuat adil," kata Rachmawati saat berbicara kepada media di kediamannya pada tahun 2019 lalu.
Bahkan, Rachmawati Soekarnoputri mencontohkan hal tersebut kepada paham komunisme yang digagas oleh filsuf Karl Max, dimana paham tersebut memperlihatkan kondisi masyarakat yang tidak lagi membutuhkan sosok pemimpin dan tidak membutuhkan negara sebagai lembaga kewenangan vertikal.
"Yang namanya kelas bawah melakukan perlawanan terhadap kelas atas itu membuka peluang dari jargon-jargon komunisme. Ketidakadilan itu membuka peluang jargon komunisme masuk di negara kita," ujarnya.
Untuk pada saat itu Rachmawati Soekarnoputri meminta agar kakanya itu dianggap sebagai sosok pancasilais.
Pasalnya, keputusannya, Megawati saat menjadi presiden ke 5-RI menandatangani amandemen ketiga dan keempat UUD 1945, yang dinilainya sebagai bentuk keinginan Megawati menjalankan pemerintahan secara liberal kapitalistik.
"Jangan bicara Megawati tetap pancasila. Ketidakadilan, kemiskinan, pengangguran dan ini buah daripada amandemen menjadi demokrasi kita liberal kapitalistik. Ini nggak sesuai dengan ajaran bung Karno, mbok dia sadar gitu...Makanya saya bilang biang kerusuhannya itu Mega, dan ini membuka peluang komunisme tumbuh subur," katanya.***
Sumber: hops
Foto: Rachmawati sebut Megawati biang keladi kerusuhan (Dok: Megawati Soekarnoputri dan Rachmawati Soekarnoputri)