Tahun 1965 merupakan salah satu masa kelam di Indonesia, karena pada waktu itu terjadi pemberontakan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
PKI sendiri merupakan partai politik di zaman Hindia Belanda yang kini telah dibubarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya PKI ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Selain itu, Partai Komunis Indonesia ini juga dibubarkan karena telah mendirikan negara Soviet di beberapa wilayah yang ada di Indonesia, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Seperti melansir dari kanal YouTube RJL 5 - Fajar Adityta, Sabtu, 30 September 2023, Prof. Salim Said menjelaskan jika tahun 1948, PKI membuat negara Soviet di Madiun.
"Tahun 48 itu PKI membuat negara Soviet di Madiun, pemberontakan PKI," kata Prof Salim Said, Sabtu, 30 September 2023.
Sementara itu, untuk menghadapi pemberontakan tersebut, pemerintah memerintahkan Tentara Negara Indonesia (TNI) untuk melawan pergerakan dari PKI tersebut.
Sehingga itu adalah titik awal adanya gesekan antara PKI dan TNI tiga tahun setelah Indonesia merdeka.
Hingga pada akhirnya, pasukan TNI yang bernama Siliwangi, mencoba untuk melawan pergerakan partai komunis tersebut.
Hal ini dikarenakan, pada waktu Jawa Barat yang merupakan markas dari pasukan Siliwangi, sengaja dikosongkan terlebih dahulu.
Pengosongan Jawa Barat merupakan akibat dari perjanjian Belanda, Indonesia.
"Yang diperintahkan oleh pemerintah untuk menghadapi PKI adalah TNI, terutama pasukan Siliwangi," ujar Prof Salim Said.
"Karena Siliwangi berada di Jawa Tengah pada saat itu, karena mengungsi dari Jawa Barat, karena Jawa Barat dikosongkan, sebagai akibat perjanjian Belanda, Indonesia," sambungnya.
Oleh karena itu, fokus dari pasukan Siliwangi pada saat itu adalah bertumpu di Jawa Tengah.
Selian itu, Prof Salim juga menyebutkan salah satu tokoh militer yang pada saat itu memimpin TNI untuk melawan PKI. Tokoh yang dimaksud adalah Ahmad Kemal Idris.
Dengan kekuatan yang ada, TNI pada saat itu menyerang kota Madiun, yang merupakan markas PKI, hingga menawarkan salah satu pemimpinnya bernama Musso dan Amir Syarifudin.
"Salah satu tokohnya yang selalu saya ingat adalah Kemal Idris," ucap Prof Salim.
Akan tetapi, pada pertempuran tersebut, Aidit berhasil melarikan diri dan selamat.
Hingga pada akhirnya bebera tahun berselang Aidit menjadi pemimpin tertinggi PKI pada tahun 1950.
"Pada tahun 1950, Aidit muncul dan menjadi tokoh tertinggi PKI bersama Nyoto dan beberapa lagi tokoh yang lain," ungkapnya.
Setelah itu, Aidit tumbuh menjadi sosok yang sangat penting di bawah perlindungan Ir. Soekarno, yang pada waktu itu memperkenalkan dokterin Nasakom.
Nasakom sendiri adalah doktrin yang dibuat oleh Soekarno, yang didalamnya mencantumkan, nasionalisme, agama dan komunis.
"Dan kemudian dia (Aidit) menjadi orang penting di bawah perlindungan Bung Karno, yang memperkenalkan dokterin Nasakom," ungkapnya lagi.
Dengan demikian, salah satu penyebab utama perselisihan antara TNI dan PKI adalah pertempuran yang terjadi di Madiun.
Sehingga menurut Prof Salim Said, banyak anggota TNI atau Perwira yang terlibat dalam pertempuran Madiun, saat menghabisi pemberontakan PKI.
"Di dalam pimpinan tentara itu banyak orang yang anyak anggota perwira yang dulu ikut memerangi komunis di Madiun," ujar Prof Salim Said.***
Sumber: hops
Foto: Prof. Salim Said/Net