Puan dan Gibran Akankah Berpasangan Pada Pilpres 2024?
Oleh: Damai Hari Lubis
Pengamat Hukum & Politik Mujahid 212
Deskripsi siapa – siapa yang bakal maju untuk bakal pasangan Pilpres 2024 mungkin hasilnya diluar prediksi, masyarakat akan kecele jika berpatokan hanya dengan realitas gonjang – ganjing politik domestik yang dicawe – cawei oleh Jokowi, tanpa melihat sosok Jokowi dari sisi pandang politik internasional ( peperangan asimetris ).
Terkait adanya fakta saling ngotot dan tarik menarik antar tokoh partai dalam dunia politik merupakan hal yang lumrah dan selalu dapat diselesaikan melalui metode musyawarah, yang membuahkan win – win solution, adapun fenomena ” perseteruan prestise “, antara Jokowi dan Megawati akan berakhir dengan saling rangkul kembali, jalur musyawarah dipermudah karena diantara mereka ada faktor historis, Jokowi pernah dua periode menjadi presiden karena diusung oleh Megawati, dan nyata basis wong cilik pengikut fanatisme Megawati dan Jokowi sama – sama berada di partai PDIP.
Maka setelah perang prestise terhenti, kesepakatan yang dihasilkan dari win win solution, adalah : ” keduanya akan saling mengalah. Mega campakkan Ganjar, Jokowi tinggalkan Prabowo.
Lalu siapa kira – kira yang akan mereka calonkan, bisa jadi Puan Capres, Gibran Wapres, andai batas usia dikabulkan oleh MK turun batas usia presiden yang 40 ke usia 35 tahun, atau perubahan frase, batas usia tetap minimal usia 40, namun ada catatan sebagai pengecualian, yaitu dapat menjadi Capres atau Wapres pada usia dibawah 40 tahun, khusus dan terbatas bagi seorang WNI yang pernah menjabat kepala daerah, atau yang pernah menduduki jabatan Bupati/ Walikota atau Gubernur.
Berapa jumlah calon presiden kelak untuk 2024 ?,Bisa jadi hanya bakal hanya ada dua capres, yakni Puan – Gibran Vs Anies Baswedan – Cak Imin. Namun dengan catatan, Anies – Muhaimin menjadi Capres, jika Partai Nasdem tidak dibubarkan sebelum ditutupnya pendaftaran Capres – Wapres oleh KPU,karena tebentur permasalahan Presidential Threshold 20 %, pencapresan Anies menjadi tidak terpenuhi, pembubaran tejadi jika ada pihak yang mengajukan gugatan/ JR pembubaran partai Nasdem, lalu dikabulkan oleh vonis MK.
Sebelum pemilu Pilpres Februari 2024 berlangsung, adapun dasar objek gugatan terhadap nasdem adalah, bahwa Syahrial Yasin Limpo ditemukan bukti oleh KPK. telah menyetor sebagian uang hasil korupsi kepada Partai Nasdem.
Andaipun Nasdem tidak digugat, “bisa saja nasdem tarik dukungannya kepada Anies Baswedan ? Sebelum mendaftar di KPU, Karena banyaknya berbagai penetrasi dari pihak rezim, nasdem akan digugat dengan petitum “pembubaran partai “.
Dampak penetrasi dengan pola stressing bisa jadi Anies terpaksa, menerima tawaran Prabowo menjadi Cawapresnya, atau Prabowo cukup menjadi King Maker untuk Anies ? Alhasil Gerindra, kembali bergabung dengan PKS.
Kemudian, partai PKB, bersama – sama kawan lamanya, Partai Golkar, PAN, PSI ikuti jejak JKW bergabung dengan PDIP dan PPP.
Dimaklumi, karena “rata – rata petinggi partai ada tali ber-peneng dileher “,Pertanyaan lain, adakah peristiwa lainnya yang menjadi alasan, “Jokowi lagi – lagi tega kepada Prabowo ?”.
Alasannya, bahwa Indonesia negara kaya raya berlimpah ruah dan berposisi strategis di jalur perairan Internasional laut Cina Selatan NKRI yang sedang berada di tahun politik, tentu dunia internasional ikut memantau, diantaranya negara adikuasa yang kapitalis – liberalis dan komunis kapitalis yang punya kepentingan politik dan ekonomi, sebut saja dua diantara negara adikuasa tersebut adalah AS dan RRC.
Maka kedua negara melalui agen – agen internal, diam – diam akan berusaha menjalin hubungan erat dengan masing – masing diantara para capres, lalu memberi kontribusi dalam bentuk moral support, data intelejensi atau tehnis pencapaian kemenangan, bahkan bisa juga mensuport bantuan dalam bentuk materil, dengan tujuan jika calon presiden yang mereka dukung meraih kursi RI 1 , Maka dapat menguntungkan bisnis dan benefit mereka.
Ditahui, bahwa terhadap negara adidaya tersebut Jokowi memiliki hubungan harmonis dengan RRC. Selain RRC adalah negara tempat utangan Jokowi (NKRI), juga adanya momentum Prabowo dan Menhan AS “bertemu” di Pentagon, Setelah pertemuan dimaksud, Kedutaan Besar China di Jakarta, Pada Tanggal 28 Agustus 2023 menyatakan keberatan secara tertulis.
Keterangan pers dari kedubes China di Jakarta menyebutkan, “Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo sama – sama berpandangan bahwa klaim maritim China yang ekspansif di Laut China Selatan inkonsisten kepada hukum internasional”.
Maka implikasi pertemuan, RRC akan mendukung personal bakal Capres yang diusung oleh Jokowi bukan lah Prabowo. Mungkin pressure terkait Jokowi dan Penguasa RRC sebagai salah satu alasan dari “Jokowi tinggalkan Prabowo kelak”? Lalu Jokowi pun ” pulang kandang,” dan kembali mesra dengan Megawati demi menyongsong Pemilu Pilpres 2024.
Jika benar analisa politik ini nyata terjadi Prabowo – Anies sebagai pasangan pilpres 2024, tentu resiko politik negara ini, akan tetap menjadi lembaran politik kelabu, tanpa warna pembaruan, lalu golput pun akan menjadi alternatif pilihan mayoritas masyarakat bangsa ini.
Jakarta, 16 Oktober 2023