PDI Perjuangan harus tegas mengambil sikap jika anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka diusung menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Salah satunya, dengan menarik semua kader yang kini duduk dalam kursi Kabinet Indonesia Maju.
Begitu tegas Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamied menanggapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membolehkan usia di bawah 40 tahun bisa maju pilpres asal berpengalaman sebagai kepala daerah. Putusan ini semakin membuka lebar jalan Gibran yang digadang akan menjadi pasangan Prabowo pada Pilpres 2024.
“Seharusnya PDIP menarik seluruh menterinya dari kabinet sebagai bentuk perlawanan dan protesnya. Karena PDIP ‘sudah biasa lapar’,” ujar pria yang akrab disapa Cak Hamied itu saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/10).
Tercatat ada lima kader PDIP yang menjadi pembantu Jokowi. Mereka adalah Pramono Anung (Sekretaris Kabinet), Tri Rismaharini (Menteri Sosial), Yasonna Laoly (Menkumham), I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), dan Abdullah Azwar Anas (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi).
Meski demikian, Cak Hamied ragu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan mengambil sikap tersebut. Menurutnya, banteng moncong putih akan tetap berada di kabinet, tapi di satu sisi melakukan perlawanan lain untuk memenangkan Ganjar Pranowo.
“Yang paling memungkinkan dilakukan, mereka tetap seperti sedia kala di kabinet. Tapi para banteng akan menyeruduk solid memperjuangkan dan memenangkan Ganjar,” tutupnya.
Sumber: rmol
Foto: Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri/Net