Serangan Israel ke Jalur Gaza yang terjadi selama hampir satu pekan ini disebut sebagai permulaan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Hal itu diungkapnya dalam siaran televisi di saluran 12 Israel pada Jumat (13/10). Dia mengatakan akan memastikan bahwa Hamas serta seluruh pihak yang membantunya mendapat balasan setimpal atas serangan mendadak yang dilakukan akhir pekan lalu.
"Kami menyerang musuh-musuh kami (Hamas) dengan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan saya tegaskan bahwa ini hanyalah permulaan," tegasnya, seperti dimuat Anadolu Agency.
Menurut penuturan Netanyahu, pihaknya telah memobilisasi dukungan dan pasokan senjata internasional besar-besaran untuk perang.
Dia menambahkan, pertempuran baru bisa diakhiri jika Hamas benar-benar dikalahkan.
"Israel akan mengakhiri pertempuran pada waktu yang dianggap tepat setelah Hamas dikalahkan," kata Netanyahu.
Sejak perang meletus pada Sabtu (7/10), jumlah warga Palestina yang tewas telah meningkat menjadi 1.799 orang dan setidaknya 6.612 orang terluka. Di antaranya termasuk 1.644 anak-anak dan 1.005 wanita.
Konflik dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai Al Aqsa berupa serangan mendadak di darat dan udara ke Israel Selatan.
Hamas mengatakan operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Sumber: rmol
Foto: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net