Pencopotan Prabowo Subianto sebagai Panglima Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) pada 24 Agustus 1998 masih menyisakan teka-teki.
Ketika diwawancarai di Andy Noya pada tahun 2008, Presiden ke-3 Indonesia B.J. Habibie mengatakan bahwa dialah yang memerintahkan pencopotan Prabowo Subianto.
Keputusan itu ia ambil usai mendapat laporan dari Jenderal Wiranto yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima Angkatan Bersenjata (Menhamkam/Pangap).
Wiranto melaporkan bahwa ada pergerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta dan konsentrasi pasukan di kediaman Habibie tanpa sepengetahuannya.
Mendengar laporan itu, Habibie memerintahkan pencopotan Prabowo sebab menilai Kostrad melakukan pergerakan yang tidak sesuai struktural.
“Reaksi saya adalah saya memberikan petunjuk kepada Pangab untuk segera sebelum matahari terbenam Pangkostrad diganti,” kata Habibie dalam acara Kick Andy, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Sarjana Akhirat pada Rabu, 4 Oktober 2023.
“Dan kepada penggantinya ditugaskan untuk segera mengembalikan semua pasukan-pasukan Konstrad ke tempatnya masing-masing,” sambungnya.
Namun, cerita yang sedikit berbeda diungkap oleh ayah Prabowo Subianto, Sumitro Djojohadikusumo dalam bukunya yang berjudul “Jejak Perlawanan Begawan Pejuang.”
Dalam bukunya, Sumitro Djojohadikusumo menceritakan percakapannya dengan Prabowo melalui sambungan telepon usai dicopot sebagai Pangkostrad.
Prabowo Subianto menyebut Soeharto lah yang meminta Wiranto untuk menyingkirkannya dari jabatan sebagai di Konstrad.
“Papi nggak percaya kalau saya bilang, saya dikhianati oleh mertua. Dia bilang pada Wiranto, singkirkan saja Prabowo dari pasukan,” kata Prabowo, sebagimana ditulis Sumitro dalam bukunya.
Ketika diwawancarai Andy Noya, Prabowo Subianto mengkonfirmasi cerita ayahnya tersebut. Ia mengaku mendapatkan informasi dari Habibie bahwa Soeharto lah yang meminta dirinya dicopot.
“Waktu itu kan pengakuannya Pak Habibie kepada saya,” katanya.
Akan tetapi, menurut Prabowo Subianto, Habibie memberi keterangan berbeda ketika mereka bertemu di Jerman.
“Nah kebetulan waktu awal 2004 Saya mau maju Konvensi Golkar, saya sowan ke Pak Habibie di Jerman, di Kakerberg, di 1 jam di luar Hamburg. Kita bicara dan disitu beliau ceritanya lain,” katanya.
Prabowo Subianto menjelaskan lebih detail bahwa pada 22 Mei 1998, Habibie menyebut Soeharto yang meminta pencopotan.
Namun, pada tahun 2004, Habibie menyebut pencopotan tersebut merupakan permintaan dari negara super Power.
“Jadi yang jelas dalam hal itu waktu pertemuan tanggal hari Jumat, 22 Mei itu, beliau bicaranya seperti itu bahwa Pak Harto yang minta. Tapi waktu di Hamburg, beliau mengatakan negara superpower yang minta,” ungkapnya.
Sumber: hops
Foto: Habibie dan Prabowo Subianto (YouTube Najwa Shihab)