Inilah sosok Panglima Guntur, tokoh legenda Suku Dayak yang dulu menegur Presiden Soekarno soal IKN di Kalimantan.
Sosok Panglima Guntur ini diungkap oleh Panglima Pajaji, tokoh Dayak asal Kalimantan Barat yang viral karena berseteru tentang IKN vs Panglima Jilah.
Panglima Guntur merupakan panglima legendaris dari Suku Dayak yang dikenal sakti dan hidup zaman kerajaan.
Panglima Pajaji mengungkit sosok ini setelah ia berseteru dengan Panglima Jilah soal IKN.
Dulu saat zaman Presiden Soekarno, Panglima Guntur pernah mewanti-wanti soal IKN di Kalimantan.
Cerita Panglima Guntur, kata Panglima Pajaji, adalah satu di antara alasan sikapnya menolak IKN di Kalimantan.
Panglima Pajaji pun meminta Presiden Jokowi menghentikan pembangunan IKN.
Demikian menurut Panglima Pajaji seperti disampaikannya di akun Facebooknya @panglimapajajiskw.
Kata dia, jauh sebelum Jokowi, Presiden Pertama RI Soekarno juga pernah ingin memindahkan IKN ke Kalimantan.
Namun kemudian dibatalkan karena peringatan salah satu panglima perang suku Dayak yakni Panglima Guntur ini.
Panglima Guntur menurut Panglima Pajaji, mendatangi istana secara gaib menemui Presiden RI Pertama Soekarno.
"Dengar semua saudaraku, sedikit informasi, ini bukan cerita omong kosong, saya ada saksi yang kini sudah meninggal dua tahun lalu," ujar Panglima Pajaji menceritakan soal Panglima Guntur dan Bung Karno di masa lampau dikutip dari Sriwijaya Post
Menurut Panglima Pajaji pula, cerita tentang Panglima Guntur ini tak pernah terungkap.
"Bukan mitos atau dongeng, ini kisah nyata yang tak diketahui, dulunya bapak Presiden bertekad dan berambisi memindahkan IKN ke Kalimantan tengah, namun tidak berhasil," ujar Panglima Pajaji.
"Ada sosok Panglima kami Dayak Panglima Kilat atau Petir atau dikenal dengan Panglima Guntur, yang datang langsung menemui Bung Karno, ia melarang keras Bung Karno untuk memindahkan IKN di Kalimantan," ujarnya.
Panglima Pajaji berujar, Panglima Guntur tahu apa yang akan terjadi jika IKN dibangun di Kalimantan saat itu.
Panglima Guntur pun mendatangi Soekarno di Istana Negara secara gaib.
"Panglima Guntur, datang bak Kilat ke Istana Negara secara cepat," ujarnya.
Menurut Panglima Pajaji, jika dalam pertemuan ini Panglima Guntur memberitahu Bung Karno apa bahayanya jika memaksakan IKN di Kalimantan.
"Panglima ngasih tahu kepada pak Presiden Soekarno, untuk saat ini; "jangan kamu paksakan IKN di Kalimantan, karena ada beberapa hal yang akan terjadi terutama di beberapa tahun kemudian," jelasnya.
Saat itu, menurut Panglima Pajaji, IKN tak jadi dipindahkan, namun kemudian pecahlah Perang Sampit.
"Maka itu, Sekarang saya pribadi, meminta agar Pemerintah negara Ri untuk tidak memaksakan IKN di Kalimantan tepatnya di kalimantan Timur," ujarnya.
Sebab apapun alasannya dan apapun cerita, jika masih dilakukan, maka bahaya akan terjadi.
"Kalian siap-siap, jika tak mau dengar pesan saya, akan kalian lihat sendiri, ingat baik-baik pesan saya," jelasnya.
Panglima Pajaji pun mengingatkan masyarakat Dayak untuk waspada.
Sebab, jika IKN masuk, mereka bisa saja akan terpinggirkan.
"Ingat musuh kita ada di depan mata, ingat persatuan Dayak, untuk Dayak-Dayakku yang sudah tahu biarkan paksakan IKN, dan mereka tahu nanti, akibatnya," jelasnya.
Panglima Pajaji mengatakan, pernyataan ini bukan mengancam, tetapi lebih mengingatkan akan kondisi pembangunan IKN di masa mendatang.
Ia juga mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak memaksakan IKN pada kondisi saat ini.
Sebab banyak resiko yang akan diambil.
Panglima Pajaji berharap hal ini menjadi pertimbangan. (*)
Sumber: tribunnews
Foto: Kolase sosok Panglima Guntur, Presiden Soekarno, Presiden Jokowi, Panglima Pajaji/ Via Sripoku