Berikut ini terdapat beberapa jenderal yang berani menentang Soeharto saat menjabat sebagai presiden kedua Indonesia.
Soeharto merupakan presiden kedua Negara Indonesia setelah presiden Soekarno habis masa jabatannya.
Namun setelah menjabat sebagai Presiden, kepemimpinan Soeharto dirasa semakin menyimpang dari cita-cita pendirian Orde Baru.
Selain semakin menyimpang dari pendirian Orde Baru, isu korupsi yang dilakukan oleh keluarga cendana semakin mencuat.
Merasa banyak yang bersinggungan dengan dirinya, Soeharto pun mulai mencopot pejabat-pejabat yang dinilai memiliki pandangan yang berseberangan dengan dirinya.
Dalam kepemimpinan Soeharto, tentunya banyak yang merasa kecewa bahkan menilai bahwa Soeharto tampak seperti pemimpin diktator.
Seperti yang diketahui, pada zaman Orde Baru kritik merupakan hal yang dianggap sebagai hal yang tidak diperbolehkan.
Bahkan kala itu, Presiden Soeharto berani membungkam orang-orang yang dinilai mengkritik pemerintah di bawah kepemimpinannya.
Soeharto merupakan satu-satunya presiden Indonesia yang memiliki masa kepemimpinan paling lama yakni hingga 30 tahun lebih.
Membungkam orang-orang yang mengkritik pemerintahan membuat Soeharto dianggap pemimpin diktator.
Namun tak banyak yang tahu, bahwa terdapat beberapa jenderal yang berani menentang kediktatoran Presiden Soeharto kala itu.
Dikutip dari YouTube Tukang Kliping pada Selasa, 3 Oktober 2023 berikut jenderal yang berani menentang kediktatoran Soeharto.
1. Jenderal AH Nasution
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution menjadi salah satu jenderal yang menentang kediktatoran presiden Soeharto.
Setelah melantik Soeharto menjadi presiden, jenderal AH Nasution nyatana menjadi salah satu orang yang mengkritik kepemimpinan Soeharto kala itu.
Namun akibat hal tersebut, jenderal AH Nasution dibunuh secara politik dan tidak diperbolehkan lagi berbicara di depan umum.
2. Letjen Marinir Purn Ali Sadikin
Jenderal Marinir Ali Sadikin dikenal sebagai pengkritik keras dan tergabung sebagai anggota Petisi 50. Ikut mengkritik kepemimpinan Soeharto, Ali Sadikin pun dijatuhi hukuman politik dilarang untuk datang ke berbagai acara oleh Soeharto.
3. Letjen Kemal Idris
Letjen Kemal Idris merupakan salah satu pendiri Orde Baru, dikenal suka berbicara keras dan apa adanya. Kemal Idris ternyata sempat meminta Soeharto mundur sebagai presiden pada tahun 1980.
4. Letjen M Jasin
Letjen M Jasin memiliki peran besar mengenai pembangunan Orde Baru. Jenderal M Jasin menggelar operasi Trisula untuk membersihkan sisa-sisa Partai Komunis di Indonesia.
Memiliki hubungan dekat dengan Soeharto, M Jasin tergabung sebagai anggota Petisi 50 dan hal ini membuat dicopot dari jabatannya.
Mengkritik Soeharto membuat kehidupannya dan keluarga dibuat sulit oleh presiden kedua Indonesia ini.
5. Letjen Hartono Rekso Dharsono
HR Dharsono salah satu penantang Soeharto dan mendapatkan hukuman terberat dengan mencopot jabatannya sebagai Sekjen ASEAN pertama.
Bahkan Letjen HR Dharsono sempat di penjara karena dituding terlibat dalam pemboman Bank BCA Pecenongan.
6. Jenderal Polisi Hoegeng
Jenderal Polisi Hoegeng dikenal sebagai orang yang jujur dan berani melawan segala bentuk kecurangan.
Sejumlah kasus yang ditangani oleh Hoegeng diduga melibatkan keluarga dekat Soeharto yang membuat dirinya harus dicopot dari jabatannya.
Sumber: hops
Foto: Presiden Soeharto. (Instagram @jejaksoeharto)