Taliban dilaporkan telah meminta Iran, Irak, dan Yordania untuk memberi izin melintas sehingga mereka bisa masuk ke Palestina dan membantu perjuangan menaklukkan Israel.
Sejumlah faksi perjuangan Palestina bergabung melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023). Mereka meluncurkan ribuan rudal ke negara itu dan menduduki perbatasan yang biasa dijaga ketat militer bersenjata.
Akun Twitter Taliban Public Relations Department, Commentary (@TalibanPRD_) menyatakan bahwa mereka telah menghubungi pemerintah Iran, Irak, dan Yordania untuk meminta izin melintas.
Kabar terbaru dari Taliban
Taliban berniat untuk membantu faksi perjuangan Palestina mengambil alih Yerusalem dari cengkraman penjajah Israel.
Terbaru, akun @TalibanPRD menyatakan bahwa Iran telah menyetujui mereka masuk dan melintas, namun berbeda dengan dua negara lainnya.
“#Taliban telah mencapai kesepakatan dengan #Iran yang memuaskan. Irak tidak menanggapi, dan Yordania melarang Taliban memasuki negara mereka,” cuit akun tersebut dilansir Minggu (8/10/2023) WIB malam.
“Negara-negara Arab bertindak sebagai perisai bagi tirani #Israel. Mereka tidak mampu memperjuangkan #FreePalestine dan tidak mengizinkan pihak lain juga,” tambahnya.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memukul genderang perang menyusul serangan mendadak yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan Palestina.
Dia berjanji akan meluluhlantakkan bumi Gaza dan tidak bakal ditemukan lagi tempat bersembunyi untuk Hamas dan lain-lain.
Di sisi lain pemimpin sayap militer Hamas Mohammed Deif mengaku tak akan mengendurkan Operasi Badai Al Aqsa yang telah ia mulai.
Deif mengaku pihaknya telah menembakkan lebih dari 5.000 roket ke Israel dan menawan puluhan tentara Israel dan berhasil menculik Mayor Jenderal Israel Nimrod Aloni.
Sumebr: tvonenews
Foto: Tangkapan layar cuitan Taliban - foto Taliban Sumber : AP Photo/Rahmat Gul