Tersinggung Dengan Ucapan Tokoh Ini, Momen Soeharto Marah Sampai Minta Media Permalukan Kelancangannya -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tersinggung Dengan Ucapan Tokoh Ini, Momen Soeharto Marah Sampai Minta Media Permalukan Kelancangannya

Minggu, 08 Oktober 2023 | Oktober 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-10-08T13:10:02Z


WANHEARTNEWS.COM - Ekonom senior Rizal Ramli menceritakan kisah saat-saat presiden kedua RI, Soeharto tersinggung.


Mendidihnya hati Soeharto lantaran kesal dengan ucapan salah seorang tokoh muslim, Nurcholish Madjid di suatu pertemuan.


Berawal saat Soeharto mengumpulkan sejumlah tokoh muslim di detik-detik kericuhan massa jelang pelengserannya.


“Besok kumpulkan tokoh-tokoh di Istana, kita mau bikini Komite Reformasi. Supaya kita persiapkan kepemimpinan baru,” kata Rizal Ramli meniru ucapan Soeharto saat itu, seperti tayang di Youtube Total Politik pada 19 Mei 2023.


Lebih lanjut, cerita Rizal Ramli, saat di hadapan para tokoh muslim, Soeharto meminta dukungan soal pembentukan Komite Reformasi, di mana hadir saat itu Gus Dur dan Nurcholish Madjid.


“Pak Harto bilang ‘Kondisi kayak begini saya minta dukungan bapak-bapak. Semua kita bikin dukungan untuk komite reformasi.’ Nah, semuanya setuju semua. Termasuk bos saya, Gus Dur,” terang Rizal Ramli mengenang mome tersebut.


Sayangnya, hanya Nurcholish Madjid yang menolak dukungan Soeharto dan justru mengolok-olok dengan kata kasar.


“Kecuali Nurcholish. Memang badung (Nakal). Lulusan (Pesantren) Tebuireng, ada badungnya. Dia berdiri, dia pakai bahasa Jawa yang kasar sekali ‘Pak Harto, wis, wis. Pak Harto wis warek’. Itu kasar sekali. Pak Harto, udah, lu itu uda kenyang,” tutur Rizal Ramli.


Sontak, lanjut Rizal Ramli, Soeharto langsung naik pitam atas ucapan tokoh besar HMI itu dengan menimpalinya dengan Bahasa Jawa kasar pula.


“Soeharto tersinggung ‘Aku ndak pate’an’. Bubar komite reformasi,” imbuh Rizal Ramli.


Setelah kejadian itu, Rizal Ramli mengaku diperintah Soeharto agar menghubungi media massa.


Soeharto memerintah Rizal Ramli agar mengondisikan media cetak dan TV agar menulis kelancangan Nurcholish Madjid.


“Pokoknya dimuat hanya omongan Nurcholis., yang lain gak usah,” ujar Soeharto kepada Rizal Ramli.


Rizal Ramli pun memaklumi kemarahan sang presiden. Sebab Soeharto menganut kepercayaan Jawa yang tinggi. Sehingga mengedepankan adab dan adat saat bicara kepada seorang pemimpin.


“Kenapa? Buat orang luar jawa, omongan itu gak ada artinya. Tapi bagi orang Jawa, omongan itu orang biasa, Nurcholish Madjid, tapi menghina raja Jawa. Itu sama saja dengan mencabut kekuatan spiritual Pak Harto gitu. (biar) rakyat lihat kok Nurcholish kurang ajar banget ya,” pungkasnya.


[VIDEO]



Sumber: HOPS

×
Berita Terbaru Update
close