WANHEARTNEWS.COM - Indonesia resmi memiliki kereta cepat pertama di Asia Tenggara, meskipun biaya proyeknya membangkak.
Namun, pembengkakan proyek kereta cepat tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Inggris.
Pemerintah mengumumkan nama baru untuk kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). KCJB kini resmi diberi nama Whoosh.
Walaupun membanggakan, proyek kereta cepat Jakarta Bandung, Whoosh, meninggalkan pekerjaan rumah.
Pasalnya, biaya proyek kereta cepat Jakarta Bandung membengkak dari Rp 86,67 triliun menjadi Rp 112 triliun.
Nasib serupa juga dialami dalam proyek kereta cepat di Inggris. Dilansir dari Kompas.com, biaya proyek kereta cepat kedua di Inggris atau HS2 Train membengkak di luar kendali, naik menjadi sekitar 100 miliar poundsterling (Rp 1.800 triliun).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Selasa (3/10/2023) menghindari pertanyaan wartawan mengenai kelanjutan jalur kereta berkecepatan tinggi ini.
Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt pernah menyebutkan, biaya proyek ini menjadi benar-benar di luar kendali dan menolak berkomentar apakah akan dipangkas.
Proyek kereta cepat Inggris HS2 yang kontroversial ini bermaksud menghubungkan London dengan pusat kota Birmingham dan Inggris bagian utara.
HS2 akan menjadi jalur kereta berkecepatan tinggi kedua di Inggris, setelah yang pertama mengarah ke Terowongan Channel. Biaya
Proyek kereta cepat HS2 awalnya diperkirakan sebesar 37,5 miliar pound (Rp 707,24 triliun) pada 2013.
Sunak tidak berkomentar apakah akan membatalkan bagian utara rute dari Birmingham ke Manchester.
Dia hanya berujar, biayanya jauh melampaui perkiraan. "Saya tahu ada banyak spekulasi mengenai ini tapi yang ingin saya katakan adalah... angkanya sangat besar dan perdana menteri harus mengambil tindakan tepat," katanya kepada Times Radio, dikutip dari kantor berita AFP.
"Ini jelas bukan uang saya--ini uang para pembayar pajak dan kita harus membuat keputusan yang tepat mengenai hal ini."
Jika proyek kereta cepat Inggris batal...
Membatalkan proyek dari Birmingham ke Manchester dapat membuat kabinet Sunak rawan dituduh mengabaikan kebijakan “naik level” yang banyak digembar-gemborkan partainya yaitu Konservatif.
Kebijakan "naik level" bertujuan mengurangi kesenjangan ekonomi di seluruh Inggris, termasuk antara wilayah utara dan selatan yang lebih makmur di London.
Bersamaan dengan Brexit, "naik level" termasuk janji utama kampanye pemilihan umum dari Partai Konservatif pada 2019, yang membawa mereka menang telak di bekas pusat partai oposisi utama, Partai Buruh, di utara Inggris.
Dalam konferensi partai di Manchester pada Senin (2/10/2023), Wali Kota West Midlands Andy Street dari Partai Konservatif mengajukan permohonan kepada PM Sunak untuk tidak membatalkan jalur kereta api bagian utara.
“Anda akan melewatkan kesempatan untuk naik level... kesempatan yang hanya terjadi sekali dalam satu generasi,” ucapnya di hadapan wartawan.
“Anda memang akan merusak reputasi internasional sebagai tempat berinvestasi,” imbuhnya, seraya menambahkan bahwa dirinya tidak menutup kemungkinan mundur karena masalah tersebut.
Pengerjaan bagian pertama HS2 antara London dan Birmingham dimulai pada April 2020, dan kereta pertama akan beroperasi antara 2029-2033. [Democrazy/Kontan]