catatan kecil: herdi sahrasad
KONFRONTASI, BERKELEY- Saya bertemu dengan Prof Hatem Bazian pada 2012 di Universitas California Berkeley,USA, ketika saya berkesempatan menjadi research scholar (associate) di Departemen Ilmu Politik Universitas California Berkeley, USA atas ketulusan Prof Steven Fish, sahabat Airlangga Pribadi PhD, Fisip-Unair.
Prof Emil Salim, Widjoyo Nitisastro, Soe Hok Gie, Juwono Sudarsono, Dorodjatun Kuntjorojakti, Marsillam Simanjuntak, T Mulya Lubis dll dulu singgah belajar di UC Berkeley California ini.
Prof Bazian juga pendidik/akademisi di Zaytuna College, Berkeley.
'' UC Berkeley ini sekolah (kampus) untuk kita yang kere, yang kaya di kampus borjuis Stanford '' selorohku pada Hatem Bazian. Dia senyum, mungkin saat ini sudah lupa pada candaanku itu. ''Suatu hari nanti, kau balik kemari ya,'' ujar Prof Bazian yang ramah itu.
Bersama Steven Fish dan Hatem Bazian
Prof Hatem Bazian sejak lama juga mengajar di Zaytuna (Islamic) College, Berkeley, kampus Islam pertama yang didirikan di AS. Dia adalah seorang akademisi ilmu agama, politik, dan globalisasi yang spesialisasi bidangnya meliputi Hukum Islam, Teks Wakaf dan Fatwa, Bahasa Arab Klasik, Palestina, Islamofobia, Diaspora dan Imigrasi Komparatif, Hukum dan Masyarakat Amerika, Studi Arab dan Arab Amerika, Ras Teori dan Sejarah, Kolonialisme, Kajian Pasca Kolonial dan Dekolonial, Kajian Etnik, Kajian Multi Budaya dan Lintas Budaya, Hubungan Internasional dan Globalisasi, Gerakan Sosial dan Politik, Teologi Pembebasan Komparatif, Bahasa, dan Media.
Dr. Bazian juga seorang profesor di Departemen Studi Timur Dekat dan Etnis di Universitas California, Berkeley, dan penasihat Pusat Agama, Politik, dan Globalisasi di sana. Sebelum menjabat di Zaytuna College, dia mengajar di UC Berkeley School of Law; UC Davis; Universitas Negeri San Francisco; Persatuan Teologi Pascasarjana; Perguruan Tinggi Saint Mary; dan Universitas Diablo Valley.
Dr. Bazian memperoleh gelar PhD di UC Berkeley dalam bidang Studi Timur Dekat pada tahun 2000. Tesis PhD-nya yang berjudul “Al-Quds dalam Kesadaran Islam: Survei Tekstual tentang Klaim dan Hak Muslim terhadap Kota Suci,” berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang keterikatan Muslim dan menginformasikan sikap politik terhadap kota suci Yerusalem dan Palestina secara umum.
Dr Bazian fasih berbahasa Arab dan dapat membaca dan menulis dalam bahasa Persia dan membaca dalam bahasa Turki dan Jerman. Dia bergabung dengan fakultas Zaytuna College pada tahun 2009. ''Kalau bisa kembali ke AS, singgahlah di sini, kita bisa berdiskusi dan melakukan penelitian bersama yang produktif untuk humanity, semoga,'' kata Bazian ketika aku berpamitan padanya tahun 2012.
Akhirul kalam, ''Zaytuna College aims to educate and prepare morally committed professional, intellectual, and spiritual leaders who are grounded in the Islamic scholarly tradition and conversant with the cultural currents and critical ideas shaping modern society.''
(Herdi Sahrasad, pengajar (associate professor) Universitas Paramadina, alumnus HMI, advisor GP Ansor Aceh, research Associate LP3ES Jakarta dan aktivis Indonesia Democracy Monitor (INDEMO-NGO)