Polemik seputar pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Depok mendapatkan sorotan intens, khususnya terkait dana Rp4,9 miliar yang diperuntukkan bagi program ini. Terungkap bahwa dari anggaran Rp18 ribu per hari untuk makanan, hanya sekitar Rp9 ribu yang benar-benar diterima oleh balita sebagai menu PMT.
Timboel Siregar dari BPJS Watch mengekspresikan keprihatinannya atas situasi ini. Menurutnya, terlalu banyak pengeluaran lain yang memangkas anggaran PMT yang seharusnya dialokasikan untuk makanan.
"Program stunting harus diatasi dengan gizi yang cukup, bukan dengan menu yang tidak memadai dan justru berujung pada korupsi," ujar Timboel dalam wawancara dengan Inilah.com, Selasa (21/11/2023).
Kasus di Depok ini, menurut Timboel, membuktikan pernyataan Presiden RI Joko Widodo tentang penyelewengan dana stunting. Sebelumnya, Presiden mengkritik penggunaan dana stunting untuk kegiatan yang tidak jelas, seperti seminar, yang berakibat pada berkurangnya dana untuk penanganan stunting langsung pada ibu dan anak.
"Dana yang dianggarkan seringkali tidak tepat guna, digunakan untuk rapat dan perjalanan dinas, yang secara signifikan mengurangi dana yang seharusnya diperuntukkan bagi penanganan stunting," tegas Timboel, mengutip pernyataan Jokowi.
Jokowi sendiri pernah menyoroti bahwa alokasi dana stunting sebesar Rp10 miliar masih belum digunakan secara efektif. Belanja bahan pokok seringkali terganggu oleh penggunaan dana yang tidak tepat, seperti alokasi untuk rapat dan perjalanan dinas.
Sumber: inilah
Foto: Menu pencegah stunting dalam program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok hanya berisi tahu dan sawi. (Instagram/@depok24)